Kia Sonet (1st Impression)

Apabila anda merasa HR-V, CX-3, Eclipse Cross or CH-R terasa kebesaran dan kurang worth it harganya, makanya ada segmen baru di Indonesia, yakni Sub Compact SUV. Dan inilah penghuni pertamanya, yang notabene CBU dari India, brand negara Blackpink dan banyak hal yang membuatnya menarik.


Namanya adalah Kia Sonet.

1st impression? 

Udah cukup lama pengen lihat dia secara langsung sekalian mau lihat seberapa progressive Kia ini sebagai car maker. Tbh, Sonet is not dissapointing.


Depannya?

Walaupun agak sedikit keindia-indiaan dalam first impression, Tiger Nose yang dimiliki Sonet ini masih terasa kental auranya. Not to mention chrome dibawah grill yang terasa niat dengan bubuhan ala kristal gitu.

Lampu depan sudah LED, DRL LED, foglamp bergaya projector. Desain kapnya sendiri terasa cukup gagah, namun lebih ke arah sleek. Jangan salfok sama desain kaca depan yang pada bagian atasnya yang agak menyipit, karena itu juga merupakan perwujudan dari bahasa desain khas Kia dari gua SMP, yakni Tiger Nose.


Sampingnya?

Disinilah dimana aura India-nya sangat kental. Sadly too, my least favorite part from her.

Peleknya 16 inch dan tirewall nya terlihat cukup tebal disini. Remnya udah pasti ABS, EBD, BA lah ya, walaupun depan udah cakram, belakang masih teromol.

Desain outer kacanya memakai chrome yang detailing-nya termasuk rapi dan gak norak, begitu juga dengan fender dove hitam yang ditemani oleh garis matte silver yang membuatnya terasa proporsional. Not to mention gagang pintunya yang udah mengandung fitur smart entry juga udah dihiasi dengan chrome dan spion udah electric. 

Dari pilar C, ada sedikit emboss garis desain yang menjadi batas untuk warna hitam diatasnya, karena mobil ini ada warna two-tone (walaupun gua lebih suka single-tone).

Ada roof rail (tapi bohong...) karena hanya jadi hiasan belaka doang. Setidaknya ada penghiburnya, yakni Sunroof.


Belakangnya?


Boleh juga sih.

Lumayan cakeplah. Masih agak keIndia-Indiaan, namun tetap terasa catchy for me. Terutama alis lampu belakangnya yang nyambung itu, ala-ala NSX.

Selain bergaya ala-ala NSX, lampu belakang-nya ini udah dilengkapi LED dengan bumper dengan fender hitam yang gak berlebihan sih pernak-pernik-nya dengan sensor parkir, shark fin antenna dan kamera parkir dengan garis dinamis udah ada sebagai standar.


Dalamnya?


Termasuk berkelas untuk kelasnya. Walaupun bukan yang paling cans di kelasnya.


Speedometernya modern classic, albeit AC nya memang ada aura-aura zaman old-nya sih. Serta frame speedometer dan headunit-nya sendiri memang kurang nyeni dan kurang sedap dipandang for some people.

Walaupun steering hanya bisa tilt, namun kulit yang dipakainya termasuk halus dan enak digenggam. Not to mention jahitan merah aslinya yang termasuk niat banget untuk mobil dengan harga 200 jutaan dan wajar banget kalau anda salfok sama emboss Sonet di arah jam 6 di steering wheel. Tombol-tombol di steering udah pasti kekinian lah ya... terdiri dari cruise control, car info, audio control.

Head Unit nya inilah keistimewaan dari Sonet, karena selain berukuran cukup besar, dia memakai audio, layar dan speaker dari Bose. Kapan lagi seharga ini dapat audio berkualitas dari Bose?

Selain itu, bagi kalian para milenial yang suka bermusik dan berjoget ala tik-tok or mini disco, Sonet ini punya fitur perdana di kelasnya, yakni Ambient Light yang bisa berubah warna sesuai beat musik yang anda pilih.

Material dari interior-nya ini sendiri termasuk berkualitas, bahkan terasa paling bagus dibandingkan rivalnya yang kembaran dari Astra itu. Ada soft-touch dan plastic-nya tidak murahan karena terasa cukup halus ketika dipegang. Joknya sendiri selain memiliki fitur ventilated seat yang cocok bet untuk Pekanbaru yang terkenal panas, memiliki jahitan merah yang sporty dan berasa cukup mahal serta material kulit-nya yang berkualitas, bukan yang asal kulit. Not to mention pedal gasnya yang udah aluminium

Baris ke-2 dari Sonet ini terasa cukup luas, headroom cukup lega untuk postur setinggi 173 cm. Headrest bisa adjustable dan ada cup holder dari tengah jok. Namun yang jadi letdown adalah bagasinya. Ukurannya sebenarnya cukup decent, namun jok ke-2 nya ini tidak bisa dilipat secara split 60:40, yang artinya harus dilipat 1 jok itu altogether.


Jantungnya?

Mesin yang dipakai juga perdana kalinya di Sonet dan kitalah yang menjadi yang pertama untuk menggunakan mesin ini, yakni 1.500cc Smartstream 4-cylinder N/A dengan tenaga 114 HP, dengan torsi 144 NM, dijodohkan dengan transmisi CVT yang dinamai oleh Kia as IVT (Intelligent Variable Transmission). Kalau anda berprinsip real men use 3 pedals, ada varian manual kok dan dia 6-speed.

Harganya sendiri bervariatif, dengan termurah seharga 194 juta hingga termahal seharga 299,8 juta. Tbh, ini mobil kek seperti ngajak flashback gua, yakni ketika Ford EcoSport meluncur di Indonesia dengan bertabur fitur canggih dengan harga yang ridiculously affordable.

Di saat yang bersamaan, gua mendapat kesempatan untuk first drive mobil ini di Pekanbaru, albeit limited route. Gimana rasanya? Stay tuned.

Komentar

Postingan Populer