12 Science 1: Alephro (part 2)
18 Januari 2017, hari yang kutunggu-tunggu telah tiba, it's Alephro day.
Pagi hari, aku berusaha untuk bangun secepat mungkin, tetapi, saya agak terlambat untuk sarapan, walaupun saya menghabisinya juga:). Setelah itu, saya langsung start mobil untuk ke sekolah secepat mungkin. Memang agak telat sedikit dari yang ditargetkan 06.50, tapi setidaknya saya lega kalau bel masuk belum bunyi. Hehehehe :)
Ce Cindy & Kak Hanna waktu pembukaan pensi Alephro |
Saat tiba di sekolah, saya lega mereka membawa kamera tersebut untuk penampilan mereka. Sambil saya mengutak-atik kamera tersebut untuk memastikan bahwa kameranya engaged properly. After that, ce Viancqa come & show me what I have to do with it. Cece itu mengarahkan aku untuk mengendalikan kamera-nya dengan cara menghidupkan kamera yang ada di tengah, kalau batrei-nya habis, langsung berpindah ke kamera yang kanan as quick as possible. Lalu, ada kamera kiri yang gunanya untuk perekaman flashmob waktu bagian akhir mereka. Sebelum mulai, aku memastikan sekali lagi 3 kamera tersebut berfungsi dengan baik sebelum perekaman dimulai, sebab, rusak sedikit saja, hancurlah kebahagiaanku :) :(
7.29 AM. Waktu dimana pensi Alephro dibuka oleh sambutan MC dari ce Cindy Irawan & kak Hanna Yolanda dan tentunya, diawali dengan doa. Setelah itu, pensi dimulai dari nyanyian tradisional oleh ce Alice Juana, kak Agnes (maybe) & ce Dyta Ghezhanny.
Ce Alice menjadi narator pensinya. Cerita dimulai dari sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Majapahit yang terkenal akan budaya musiknya, karena tanpa musik, mereka merasa hampa. Adegan pertama drama pensi mereka dimulai dari suasana kerajaan & juga rakyat yang ada disana. Setelah itu, ada pertunjukkan perkusi yang menggunakan ember cat dinding yang dicat hitam dengan simbol khas mereka, botol kaca & tentunya stik untuk perkusi mereka. Para pemainnya adalah bang Ghani Adinola, ko Godwin R.J., kak Sheryn, ko Eccel, ko Vincent Candelano, ko Arfan, bang Andre P., ce Carina, & ce Viancqa. I have to tell ya, kalau irama perkusi mereka sangat serasi, semua terasa sambung menyambung menjadi satu. Mulai dari ember cat bekas, hingga botol kaca bekas, mereka padukan itu semua dalam keserasian bermusik dalam perkusi.
Setelah perkusi yang pertama, barulah all-men percussion dimulai dengan menabur bubuk warna diatas alas ember yang mereka miliki. Personelnya adalah ko Eccel, ko Godwin, ko Vincent, bang Andre, bang Ghani, & ko Arfan. Mereka memainkannya dengan merdu seperti yang pertama, tetapi dengan tambahan bubuk warna, biar kelihatan lebih dramatis. Lama-kelamaan bubuk tersebut semakin menipis & setelahnya, datang Gadjah Mada, diperankan oleh ko Andreas Young & Raja Hayam Wuruk, diperankan oleh ko Yosafat B.S.S. (juara umum SMSHS waktu itu :') ). Gadjah Mada memberi arahan untuk berhenti pada mereka, lalu Raja Hayam Wuruk mengizinkan mereka untuk melakukan aktivitas rutin mereka.
Ceritanya, Raja Hayam Wuruk ini sedang mencari seorang kandidat yang cocok untuk menjadi permaisurinya di Kerajaan Majapahit. Gadjah Mada menunjukkan sebuah foto cewek yang membuat Hayam Wuruk terkejut, dan ketika Gadjah Mada menyebutkan kalau cewek di foto itu adalah Dyah Pitaloka (diperankan oleh kak Clara "ckckck" Kharisma) Hayam wuruk deg-degan dalam seketika karena terpukau oleh kecantikannya. Cieeeeee :))))
Seketika itulah ada poster, lengkap dengan instagram asli dan akun resmi Dyah Pitaloka yang dikemas semirip Instagram yang biasanya kita gunakan. Genius. Dengan tambahan lagu jantung berdebar-debar & gambar cinta yang ditujukan kepada suasana hati Hayam Wuruk pada saat itu. Wkwkwk.
Setelah itu, Gadjah Mada mengusulkan untuk melakukan pernikahan secepatnya, tetapi Hayam Wuruk meminta sebaliknya. Dia ingin persiapan yang matang, dan lagi, Gadjah Mada berkeras agar pernikahan dilakukan secepatnya. Setelah debat yang singkat tadi, Gadjah Mada pamit untuk pergi. Hayam Wuruk merasa Gadjah Mada memberi perhatian yang lebih pada dia. Masa sihhh??π
Scene berikutnya membawa kita ke Kerajaan Sunda yang dipimpin oleh Maharaja Linggabuana (ko Sandro Ruberto) & istrinya (ce Helen Makmur). Disitu, mereka diberitahu oleh salah satu pengawalnya kalau Raja Hayam Wuruk menyukai anaknya, Dyah Pitaloka, dengan memberi "like" pada salah satu post instagram dari akun resmi Dyah Pitaloka. Kerajaan Dulu rasa-rasa Zaman Nowππ. Linggabuana pun sempat merasa kesal karena beraninya Hayam Wuruk "like" post si Pitaloka. Istrinya mengajaknya untuk makan siang bersama, tetapi sebelum itu, Linggabuana dihibur dulu oleh para 7 istrinya yang terdiri dari ce Cindy Patricia, ce Vivia Alvita, ce Felicia Evania, ce Helen Makmur, ce Kerin Ersania, ce Leni Lifo & ce Fanny Oktavia. For me, wajar sih 7 istrinya, habis menurutku mereka sudah cute, talented, smart, baik lagi. Siapa sih yang bisa nolak? (Maaf, cuma bercanda saja. Jangan di bawa serius)ππ. Tarian dibuka dengan lagu yang liriknya "senangnya dalam hati, kalau beristri 2...oh seperti dia.. I said I love you" dst.. Sorry, soalnya aku tidak tahu lagu tersebut✌️. Disini, para penari tradisional mereka memainkan peran mereka dengan baik, apalagi waktu mereka menggombal Linggabuana (ko Sandro) seperti gombalan sesungguhnya.... Hihihiππ. Lalu, tarian dilanjutkan dengan tarian khas Sunda yang menurutku, cukup serasi perpaduan nadanya dengan kostumnya. Tariannya lama & panjang, sampai aku mikir "seberapa lama para cece ini membutuhkan waktu untuk menghafal semua gerakan tersebut?". Soalnya gerakan nya banyak menonjolkan lemah lembut yang pastinya membutuhkan energi yang lama untuk melakukan & mempertahankannya.
Setelah tarian tersebut, para istri Linggabuana menyiapkan makan siang & di saat bersamaan, Gadjah Mada memberikan surat lamaran dari Raja Hayam Wuruk untuk meminang Dyah Pitaloka. Ce Helen memanggil Dyah Pitaloka (Kak Clara Kharisma) untuk memberitahu kalau ada yang melamarnya, lalu Pitaloka bilang kalau yang ngelamarnya itu harus ganteng & ce Helen mengatakan kalau yang ngelamar dia itu seganteng artis Korea. Wkwkwwk, maklumin ajalah ya, soalnya di real life, kak Clara ini suka Koreaπππ. Setelah itu, Pitaloka menemui ayahnya, Raja Linggabuana tentang lamaran dari Hayam Wuruk itu. Pada awalnya, Linggabuana belum berani melepas putri satu-satunya di kerajaan itu, namun setelah dibujuk-bujuk oleh Pitaloka & 7 istri dari Linggabuana, akhirnya Linggabuana menyetujui permintaan Pitaloka. (Awal perjuangan sebuah cinta nih✌️). Setelah itu, Pitaloka langsung bertata rias untuk pergi ke Kerajaan Majapahit untuk menemui orang yang melamarnya, Raja Hayam Wuruk, sambil diiringi sebuah lagu.
Di Kerajaan Majapahit, Gadjah Mada memberitahu kalau dia sukses memberikan surat lamaran tersebut, sambil menggoda Hayam Wuruk
"Siapa sih yang berani menolak kharisma Hayam Wuruk?" tanya Gadjah Mada
"Tidak ada." jawab Hayam Wuruk
(Sihiyyy, raja Hayam Wuruk ini memang pas banget, soalnya di dunia nyata, pemeran Hayam Wuruk, ko Yosafat ini memang multi talent. Basket jago, Akademik jago, Team work ok.)
Gadjah Mada meminta Hayam Wuruk untuk menunggu kedatangan Dyah Pitaloka beserta keluarganya dari Kerajaan Sunda. 1-3 detik kemudian, datanglah Dyah Pitaloka dengan keluarga kerajaan, lengkap dengan pasukannya melalui sebuah mobil pick-up. Wesdew juga nihπππ. Lalu, Pitaloka berjalan ke panggung & memperkenalkan diri pada Hayam Wuruk. Gadjah Mada memberitahu kalau dia akan mempersiapkan acara nikah Hayam Wuruk & Dyah Pitaloka, sembari dia meninggalkan Hayam Wuruk & orang-orang di sekitarnya. Romantisme level 1 dimulai ketika Dyah Pitaloka hampir jatuh karena kegirangan mendengar tentang pernikahan dirinya dengan Hayam Wuruk. Hayam Wuruk langsung memegangnya agar tidak jatuh sembari datangnya Hanoman secara tiba-tiba. (Cieeee, so sweet banget sihππ, romantisme ini was the 1st of many). Setelah itu, Linggabuana & istrinya (ce Helen), berjalan meninggalkan kerajaan untuk kembali ke kerajaan asalnya.
Tapi....
Gadjah Mada menusuk Hayam Wuruk dari belakang agar Sumpah Palapa nya berhasil diwujudkan dengan mengusulkan salah satu anak buahnya (ko Arfan) untuk menangkap Hayam Wuruk, hanya untuk disalahpahami oleh Pitaloka yang menganggap kalau pernikahan dia dengan Hayam Wuruk supaya Kerajaan Sunda bisa direbut. Pitaloka langsung panggil ayahnya & mengatakan kalau pernikahan dia itu hanyalah kedok agar kerajaannya bisa direbut, sambil dengan ditangkapnya Hayam Wuruk oleh seorang anak buah Gadjah Mada. Karena kesalnya Linggabuana dengan rencana itu, dia menyatakan perang kepada Jawa & memanggil pasukannya untuk menyerang kerajaan Majapahit. Gadjah Mada yang merasa rencananya gagal, juga mengerahkan pasukannya. Disini, pertarungannya dibuat seperti bentuk tarian, maybe tari perang or something else. Tetapi, suara latar yang dipakai waktu itu terasa pas & bisa membuatku deg-degan karena suara latarnya seperti berada dalam suasana peperangan/pertarungan. Tari perang yang mereka peragakan itu hampir menyerupai realita asli pertempuran pada masa lampau, ditambah dengan suara latar yang pas, menurutku. Ketika istri Linggabuana (ce Helen) ingin melerai Gadjah Mada & Linggabuana, dia tertusuk oleh pedangnya Gadjah Mada & pasukan Linggabuana kalah dalam pertarungan itu.
Linggabuana kemudian memanggil istrinya, namun tidak ada respon sama sekali & menyadari kalau istrinya telah meninggalπ’π. Tapi, Linggabuana tiba-tiba teringat kalau dia masih punya 6 istri lagi & langsung kembali ke kerajaan asalnya bersama pasukannya
"Sudahlah, gak apa. Kan masih ada 6 istri lagi. Pasukan, kabur!"
Rasanya tuh... Aku sempat sedih meratapi kematian istrinya, tapi ketika koko itu mengatakan perkataan diatas, aku tiba-tiba pengen lempar sesuatu, karena sudah sedih orang, diperlucunya lagi dengan perkataan itu. Antara kesal sama lucu aja nihπππππ’π¨ππ
Pitaloka kemudian meratapi mamanya yang tewas & ingin membangunkannya, tapi sia-sia, sampai dia ingin bunuh diri. Untungnya, Hanoman datang & menggagalkan upaya bunuh diri tersebut. Lalu, mereka menari romantis sambil diiringi lagu "Berawal Dari Tatap" & 2 penari latar tambahan oleh ce Cindy & ce Dyta dengan sebuah tali kuning yang bentuknya mirip dengan yang dibawakan Norita Shakespeare (12 IPA 3 tahun 2015/16) yang waktu itu ditampilkan oleh ce Julie Vidalia, dkk. Tapi yang Norita Shakespeare itu, talinya warna merah.
Di sebuah hutan terlarang, Hanoman melihat Raja Hayam Wuruk diikat & disumpal mulutnya oleh seorang anak buah Gadjah Mada. Hanoman pun langsung melepaskan Hayam Wuruk yang terikat itu & ingin mengejar Pitaloka secepatnya. Tapi sebelum itu, dia balik ke kerajaannya untuk merebut kembali tahtanya yang sempat direbut oleh Gadjah Mada.
Setibanya disana, Hayam Wuruk langsung berhadapan dengan Gadjah Mada dengan anak buahnya & Hayam Wuruk langsung mengusir mereka berdua. Setelah mengusir Gadjah Mada & anak buahnya, dia ingin menemui calon mertuanya, Linggabuana di Kerajaan Sunda.
Setibanya di Kerajaan Sunda, Seorang pengawal menanyakan keperluan apa pasukan Majapahit datang ke kerajaannya, yakni Hayam Wuruk ingin menemui Linggabuana & pengawal itu memberi izin masuk pada Hayam Wuruk. Linggabuana yang mendengar pernyataan pengawalnya sempat marah karena memberi masuk Hayam Wuruk & diminta untuk pergi.
Linggabuana menanyakan keperluan Hayam Wuruk untuk datang ke Kerajaan Sunda. Hayam Wuruk ingin menjelaskan kejadian yang menimpa Kerajaan Majapahit yang mengakibatkan kematian salah seorang istri Linggabuana. Linggabuana berkeras kalau itu tetaplah ulah dari Kerajaan Majapahit. Meskipun Hayam Wuruk mengatakan kalau itu niat dari musuh Majapahit, Linggabuana tetap bersikukuh untuk menganggap kalau itu adalah ulahnya & memutuskan kalau Jawa & Sunda tidak memiliki hubungan apapun lagi. Hayam wuruk tidak peduli, karena dia lebih memilih untuk membahagiakan putri Linggabuana, Dyah Pitaloka karena Hayam Wuruk benar-benar mencintainya. Linggabuana sempat pesimis, namun Hayam Wuruk tetap optmis untuk meraih cintanya Dyah Pitaloka. Setelah pembicaraan yang cukup alot, Linggabuana akhirnya mengizinkan Hayam Wuruk untuk mencoba merebut cintanya Pitaloka.
(memang kalau udah mau memperjuangkan sesuatu, apalagi cinta, bukan a walk in a park/maksudnya tidak gampang)ππ’✌️
Di sebuah taman, Pitaloka duduk termenung meratapi nasibnya kini yang selalu murung setelah kematian mamanya. Hanoman yang melihatnya langsung menemui Pitaloka. Hanoman memperkenalkan diri, memberi pisang & mencoba menghiburnya dengan sesuatu yang biasanya disukai perempuan pada umumnya (apa ya?). Pitaloka memakan pisang yang diberikan Hanoman padanya. Beberapa menit kemudian, datanglah Hayam Wuruk dengan sebuah boneka, berharap permintaan maaf & kesungguhan dalam merebut cintanya diapresiasi. Namun, kenyataan berkata lain.....
Pitaloka marah pada Hayam Wuruk & menyuruhnya untuk pergi, namun Hayam Wuruk tidak menyerah begitu saja, dia mencoba menghibur Pitaloka supaya bisa tersenyum lagi. Salah satu caranya adalah dengan tarian modern ala Korea yang dipimpin oleh ce Felia, kak Hanna, dkk, juga dengan 2 buah lagu Korea tentunya✌️. Tapi, 1 lagu itu aku tidak tahu & 1 lagunya bernama "Cheer Up" dari TWICE (aku tahunya dari orang & langsung ku-download karena penasaran, ehh tahunya jadi sempat kecanduan, karena lagunya yang lumayan unik or is it?)✌️π.
Tapi, semua itu sia-sia. Kenapa?
Pitaloka menganggap kalau itu adalah tindakan tidak sopan, apalagi di depan seorang yang berdukaπ’.
Hayam Wuruk mencoba untuk menyakinkan Pitaloka bahwa dia tulus mencintainya, namun Pitaloka tetap meminta untuk pergi dari hadapannya.
Tibalah...
Hanoman yang melihat itu sambil memegang sebuket bunga, menjadi murung ketika melihat Pitaloka & Hayam Wuruk bertatapan. Memang nyesek sihπ’π
Namun, bukan romansa yang terjadi, Pitaloka tetap mengusir Hayam Wuruk & akhirnya dia pergi.
Setelah itu, dia melihat sebuah bunga & menanyakan keberadaan Hanoman. Pitaloka pun sempat panik akan keberadaannya, mengejarnya sambil bernyanyi, dengan taktik lipsync. Hanoman yang sempat sedih karena mengira Pitaloka sudah mempunyai pasangan, berhasil dibujuk Pitaloka. Apalagi disini, Pitaloka mengungkapkan rasa sukanya kepada Hanoman, apalagi Pitaloka mengetahui kalau bunga yang dipegangnya berasal dari Hanoman. Awww, kok so sweet bangetππ✌️. Di momen itu, aku merasa Pitaloka menyadarkan kita kalau cinta bukan berasal dari harta, tapi dari hati yang tulus. Sehhh....bijak mode, engagedππ✌️.
Tiba-tiba....
Hanoman berubah menjadi seorang pria yang rapi, gagah & tampan (bang Ghani Adinola).
Pitaloka sempat kaget melihat perubahan wujud tersebut. Begitu pula dengan bang Ghani. Sembari diiringi oleh lagu "Everytime" dari Chen (EXO) & Punch. It's a Korean song, guys.
Tbh, lagu yang dibawakan & momen yang terjadi waktu itu terasa pas, soalnya momen romantis & lagu yang romantis, rasanya bikin hanyut, apalagi Pitaloka yang sudah memantapkan cintanya pada bang Ghani yang sebelumnya adalah Hanoman.
Bang Ghani melamar Pitaloka & Pitaloka menerimanya dengan senang hati. At last....akhirnya dapat jodoh yang tulus jugaπππ.
Setelah itu, mereka mulai couple dance, dibarengi lagu "Everytime" bersama dengan beberapa pasangan lainnya, yakni ce Cindy Irawan & bang Andre P., ce Awalani & ko Witson, ce Kerin & ko Darwin, ce Leni & ko Sandro. Tbh, aku sempat mengira kalau itu adalah flash mob, jadi aku langsung lari ke kamera ketiga yang di sisi kiri di antara jalan yang memisahkan pendopo. Di pertengahan, aku lihat battery kamera yang pertama (yang di tengah) sudah mau habis, jadi aku juga langsung menghidupkan kamera kedua yang ada di sisi kanan, supaya tarian tersebut bisa terekam dengan baik. Menurutku, tarian mereka sudah bagus, tetapi yang kusayangkan menurutku adalah cara 2 penyanyi yang membawakan lagu tersebut. Musik nya terdengar dengan baik, tetapi vocalnya yang terasa kurang menurutku, mengingat lagu yang mereka bawakan ini adalah lagu Korea. Memang, menyanyikan lagu Korea oleh orang yang bukan k-popers is quite a big task, bahkan yang suka k-pop pun menghafal & menyanyikannya bisa menjadi tantangan & pengalaman sendiri. Time challenge terjadi ketika bang Ghani belum memakai jas. Ce Dyta yang memegang jas waktu itu langsung memakaikan jas itu pada bang Ghani dengan bantuan kak Clara (Pitaloka). Memang sempat tertunda dibuatnya lagu itu, namun, untungnya, ce Dyta memakaikan jas itu dengan cepat. Fiuhhhπ³
Menjelang akhir dari couple dance, pasangan lainnya mengelilingi mereka dengan sebuah bunga, sementara bang Ghani & Pitaloka ber-romansa. Memang cocok sihππ. Dan ketika di momen lagu tersebut berakhir dengan lirik "I Love You" pasangan dance lainnya mengarahkan bunga mereka kepada pasangan bang Ghani & Pitaloka sebagai tanda kalau mereka adalah pasangan yang tulusπππ³.
Setelah itu, ce Alice memberikan sebuah pesan kalau cinta itu bukan berdasarkan harta, tetapi dari sebuah ketulusan cinta itu sendiri.☺️π.
It's Flashmob timeπ✌️π
Yesss. Siapa sih yang tidak suka flashmob?? Pastinya banyak suka dong, apalagi itu merupakan pertanda kebebasan, ya gak?ππ.
Flashmob nya diiringi lagu "Can't Stop The Feeling" dari Justin Timberlake. Dimulai dari dorongan semangat kak Clara (Pitaloka), dan diikuti oleh banyak rekan mereka (hanya 2 yang belum. Siapa ya? Begitulah kira-kiraπ)
Seperti biasa, flashmob is about being relax & fun, so don't take it too serious. Disini, menurutku, flashmob mereka lumayan terarah & santai. Di pertengahan, ko Eccel mendiamkan mereka semua to initiate "Mannequin Challenge" yang sedang ngetren waktu itu. (Kira-kira zaman now itu masih ngetrend gak, I wonder?π)
Ternyata.....
Ada pengalihan pandangan yang dilakukan ce Cindy Irawan & ce Kerin Ersania, 2 famous dancers the SMSHS ever had. Sehhhhh...✌️ππ.
Rekannya yang lain tidak bergerak karena Mannequin effect yang mereka jalani waktu itu. So, supaya ada atraksi tambahan, mulailah atraksi duo Cindy & Kerin yang menurutku, energic & fast as F1 car, wesdewwwwπ✌️ππ. Kamera 1, 2 & 3 berfokus kepada mannequin, dibantu oleh rekan Smalistics saya, Kelvin & saya fokus merekam duo ce Cindy & Kerin yang menurutku impossible to forgetππππ.
Setelah mannequin selesai, barulah sisa Alephro yang lainnya beraksi. Dan...maneuver ce Cindy & Kerin are proven to be hard to follow thanks to it's rapid pace. Setelah lagu kedua selesai, barulah diputar lagu "Shut Up & Dance" yang membuat suasana semakin menarik. Flashmob masih berlanjut dengan tarian, & di reff lagunya, 6 murid Alephro maju & memperagakan tariannya (tapi lupa orangnya, sorryπ’).
Tarian "Shut Up & Dance" tersebut ditutup dengan semua perhatian mereka tertuju pada wali kelas mereka, bu Lesni Rotua.
Cara menutup pensi yang menurutku berbeda dari yang lain adalah, mereka bersama-sama bergandengan tangan dengan salam penutupan serempak yang mereka bilang seperti "Adika, adigu, adiguna" "Inilah persembahan dari kami, 12 IPA 1, Alephro!"
Yessss..... It's all overπππ✌️ππ
Setelah itu, I feel like........
Their hardwork for 4 months was finally payed off. I don't know what I have to say after that. All I have to do is waiting for them to regroup. But, I don't have much time, jadi kusapa beberapa orang itu to congratulate them & thank ce Viancqa to allow me recording their art showππ✌️. Bagiku, itu adalah 1st of manyπ. Tbh, aku sempat terharu ketika melihat beberapa dari mereka menangis terharu, karena sangat jarang ada kelas sesolid itu menurutku.π’π.
Untungnya, aku sempat capture beberapa momen yang menurutku memorable, karena aku harus mengikuti pelajaran olahraga waktu itu & tidak boleh telat. *setidaknya sudah ada videonya dari kamera & HP. Hehehe.
Btw, I hope the solidarity like this last forever & thanks for the memories as well, Alephroπππππ✌️.
7.29 AM. Waktu dimana pensi Alephro dibuka oleh sambutan MC dari ce Cindy Irawan & kak Hanna Yolanda dan tentunya, diawali dengan doa. Setelah itu, pensi dimulai dari nyanyian tradisional oleh ce Alice Juana, kak Agnes (maybe) & ce Dyta Ghezhanny.
Ce Alice menjadi narator pensinya. Cerita dimulai dari sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Majapahit yang terkenal akan budaya musiknya, karena tanpa musik, mereka merasa hampa. Adegan pertama drama pensi mereka dimulai dari suasana kerajaan & juga rakyat yang ada disana. Setelah itu, ada pertunjukkan perkusi yang menggunakan ember cat dinding yang dicat hitam dengan simbol khas mereka, botol kaca & tentunya stik untuk perkusi mereka. Para pemainnya adalah bang Ghani Adinola, ko Godwin R.J., kak Sheryn, ko Eccel, ko Vincent Candelano, ko Arfan, bang Andre P., ce Carina, & ce Viancqa. I have to tell ya, kalau irama perkusi mereka sangat serasi, semua terasa sambung menyambung menjadi satu. Mulai dari ember cat bekas, hingga botol kaca bekas, mereka padukan itu semua dalam keserasian bermusik dalam perkusi.
It's percussion time, team. |
Ceritanya, Raja Hayam Wuruk ini sedang mencari seorang kandidat yang cocok untuk menjadi permaisurinya di Kerajaan Majapahit. Gadjah Mada menunjukkan sebuah foto cewek yang membuat Hayam Wuruk terkejut, dan ketika Gadjah Mada menyebutkan kalau cewek di foto itu adalah Dyah Pitaloka (diperankan oleh kak Clara "ckckck" Kharisma) Hayam wuruk deg-degan dalam seketika karena terpukau oleh kecantikannya. Cieeeeee :))))
Seketika itulah ada poster, lengkap dengan instagram asli dan akun resmi Dyah Pitaloka yang dikemas semirip Instagram yang biasanya kita gunakan. Genius. Dengan tambahan lagu jantung berdebar-debar & gambar cinta yang ditujukan kepada suasana hati Hayam Wuruk pada saat itu. Wkwkwk.
Setelah itu, Gadjah Mada mengusulkan untuk melakukan pernikahan secepatnya, tetapi Hayam Wuruk meminta sebaliknya. Dia ingin persiapan yang matang, dan lagi, Gadjah Mada berkeras agar pernikahan dilakukan secepatnya. Setelah debat yang singkat tadi, Gadjah Mada pamit untuk pergi. Hayam Wuruk merasa Gadjah Mada memberi perhatian yang lebih pada dia. Masa sihhh??π
Tari tradisional oleh Kerajaan Sunda. Maaf untuk tripodnya, guys. |
Setelah tarian tersebut, para istri Linggabuana menyiapkan makan siang & di saat bersamaan, Gadjah Mada memberikan surat lamaran dari Raja Hayam Wuruk untuk meminang Dyah Pitaloka. Ce Helen memanggil Dyah Pitaloka (Kak Clara Kharisma) untuk memberitahu kalau ada yang melamarnya, lalu Pitaloka bilang kalau yang ngelamarnya itu harus ganteng & ce Helen mengatakan kalau yang ngelamar dia itu seganteng artis Korea. Wkwkwwk, maklumin ajalah ya, soalnya di real life, kak Clara ini suka Koreaπππ. Setelah itu, Pitaloka menemui ayahnya, Raja Linggabuana tentang lamaran dari Hayam Wuruk itu. Pada awalnya, Linggabuana belum berani melepas putri satu-satunya di kerajaan itu, namun setelah dibujuk-bujuk oleh Pitaloka & 7 istri dari Linggabuana, akhirnya Linggabuana menyetujui permintaan Pitaloka. (Awal perjuangan sebuah cinta nih✌️). Setelah itu, Pitaloka langsung bertata rias untuk pergi ke Kerajaan Majapahit untuk menemui orang yang melamarnya, Raja Hayam Wuruk, sambil diiringi sebuah lagu.
Di Kerajaan Majapahit, Gadjah Mada memberitahu kalau dia sukses memberikan surat lamaran tersebut, sambil menggoda Hayam Wuruk
"Siapa sih yang berani menolak kharisma Hayam Wuruk?" tanya Gadjah Mada
"Tidak ada." jawab Hayam Wuruk
(Sihiyyy, raja Hayam Wuruk ini memang pas banget, soalnya di dunia nyata, pemeran Hayam Wuruk, ko Yosafat ini memang multi talent. Basket jago, Akademik jago, Team work ok.)
Gadjah Mada meminta Hayam Wuruk untuk menunggu kedatangan Dyah Pitaloka beserta keluarganya dari Kerajaan Sunda. 1-3 detik kemudian, datanglah Dyah Pitaloka dengan keluarga kerajaan, lengkap dengan pasukannya melalui sebuah mobil pick-up. Wesdew juga nihπππ. Lalu, Pitaloka berjalan ke panggung & memperkenalkan diri pada Hayam Wuruk. Gadjah Mada memberitahu kalau dia akan mempersiapkan acara nikah Hayam Wuruk & Dyah Pitaloka, sembari dia meninggalkan Hayam Wuruk & orang-orang di sekitarnya. Romantisme level 1 dimulai ketika Dyah Pitaloka hampir jatuh karena kegirangan mendengar tentang pernikahan dirinya dengan Hayam Wuruk. Hayam Wuruk langsung memegangnya agar tidak jatuh sembari datangnya Hanoman secara tiba-tiba. (Cieeee, so sweet banget sihππ, romantisme ini was the 1st of many). Setelah itu, Linggabuana & istrinya (ce Helen), berjalan meninggalkan kerajaan untuk kembali ke kerajaan asalnya.
Tapi....
Gadjah Mada menusuk Hayam Wuruk dari belakang agar Sumpah Palapa nya berhasil diwujudkan dengan mengusulkan salah satu anak buahnya (ko Arfan) untuk menangkap Hayam Wuruk, hanya untuk disalahpahami oleh Pitaloka yang menganggap kalau pernikahan dia dengan Hayam Wuruk supaya Kerajaan Sunda bisa direbut. Pitaloka langsung panggil ayahnya & mengatakan kalau pernikahan dia itu hanyalah kedok agar kerajaannya bisa direbut, sambil dengan ditangkapnya Hayam Wuruk oleh seorang anak buah Gadjah Mada. Karena kesalnya Linggabuana dengan rencana itu, dia menyatakan perang kepada Jawa & memanggil pasukannya untuk menyerang kerajaan Majapahit. Gadjah Mada yang merasa rencananya gagal, juga mengerahkan pasukannya. Disini, pertarungannya dibuat seperti bentuk tarian, maybe tari perang or something else. Tetapi, suara latar yang dipakai waktu itu terasa pas & bisa membuatku deg-degan karena suara latarnya seperti berada dalam suasana peperangan/pertarungan. Tari perang yang mereka peragakan itu hampir menyerupai realita asli pertempuran pada masa lampau, ditambah dengan suara latar yang pas, menurutku. Ketika istri Linggabuana (ce Helen) ingin melerai Gadjah Mada & Linggabuana, dia tertusuk oleh pedangnya Gadjah Mada & pasukan Linggabuana kalah dalam pertarungan itu.
Linggabuana kemudian memanggil istrinya, namun tidak ada respon sama sekali & menyadari kalau istrinya telah meninggalπ’π. Tapi, Linggabuana tiba-tiba teringat kalau dia masih punya 6 istri lagi & langsung kembali ke kerajaan asalnya bersama pasukannya
"Sudahlah, gak apa. Kan masih ada 6 istri lagi. Pasukan, kabur!"
Rasanya tuh... Aku sempat sedih meratapi kematian istrinya, tapi ketika koko itu mengatakan perkataan diatas, aku tiba-tiba pengen lempar sesuatu, karena sudah sedih orang, diperlucunya lagi dengan perkataan itu. Antara kesal sama lucu aja nihπππππ’π¨ππ
Pitaloka kemudian meratapi mamanya yang tewas & ingin membangunkannya, tapi sia-sia, sampai dia ingin bunuh diri. Untungnya, Hanoman datang & menggagalkan upaya bunuh diri tersebut. Lalu, mereka menari romantis sambil diiringi lagu "Berawal Dari Tatap" & 2 penari latar tambahan oleh ce Cindy & ce Dyta dengan sebuah tali kuning yang bentuknya mirip dengan yang dibawakan Norita Shakespeare (12 IPA 3 tahun 2015/16) yang waktu itu ditampilkan oleh ce Julie Vidalia, dkk. Tapi yang Norita Shakespeare itu, talinya warna merah.
Di sebuah hutan terlarang, Hanoman melihat Raja Hayam Wuruk diikat & disumpal mulutnya oleh seorang anak buah Gadjah Mada. Hanoman pun langsung melepaskan Hayam Wuruk yang terikat itu & ingin mengejar Pitaloka secepatnya. Tapi sebelum itu, dia balik ke kerajaannya untuk merebut kembali tahtanya yang sempat direbut oleh Gadjah Mada.
Setibanya disana, Hayam Wuruk langsung berhadapan dengan Gadjah Mada dengan anak buahnya & Hayam Wuruk langsung mengusir mereka berdua. Setelah mengusir Gadjah Mada & anak buahnya, dia ingin menemui calon mertuanya, Linggabuana di Kerajaan Sunda.
Setibanya di Kerajaan Sunda, Seorang pengawal menanyakan keperluan apa pasukan Majapahit datang ke kerajaannya, yakni Hayam Wuruk ingin menemui Linggabuana & pengawal itu memberi izin masuk pada Hayam Wuruk. Linggabuana yang mendengar pernyataan pengawalnya sempat marah karena memberi masuk Hayam Wuruk & diminta untuk pergi.
Linggabuana menanyakan keperluan Hayam Wuruk untuk datang ke Kerajaan Sunda. Hayam Wuruk ingin menjelaskan kejadian yang menimpa Kerajaan Majapahit yang mengakibatkan kematian salah seorang istri Linggabuana. Linggabuana berkeras kalau itu tetaplah ulah dari Kerajaan Majapahit. Meskipun Hayam Wuruk mengatakan kalau itu niat dari musuh Majapahit, Linggabuana tetap bersikukuh untuk menganggap kalau itu adalah ulahnya & memutuskan kalau Jawa & Sunda tidak memiliki hubungan apapun lagi. Hayam wuruk tidak peduli, karena dia lebih memilih untuk membahagiakan putri Linggabuana, Dyah Pitaloka karena Hayam Wuruk benar-benar mencintainya. Linggabuana sempat pesimis, namun Hayam Wuruk tetap optmis untuk meraih cintanya Dyah Pitaloka. Setelah pembicaraan yang cukup alot, Linggabuana akhirnya mengizinkan Hayam Wuruk untuk mencoba merebut cintanya Pitaloka.
(memang kalau udah mau memperjuangkan sesuatu, apalagi cinta, bukan a walk in a park/maksudnya tidak gampang)ππ’✌️
Di sebuah taman, Pitaloka duduk termenung meratapi nasibnya kini yang selalu murung setelah kematian mamanya. Hanoman yang melihatnya langsung menemui Pitaloka. Hanoman memperkenalkan diri, memberi pisang & mencoba menghiburnya dengan sesuatu yang biasanya disukai perempuan pada umumnya (apa ya?). Pitaloka memakan pisang yang diberikan Hanoman padanya. Beberapa menit kemudian, datanglah Hayam Wuruk dengan sebuah boneka, berharap permintaan maaf & kesungguhan dalam merebut cintanya diapresiasi. Namun, kenyataan berkata lain.....
Pitaloka marah pada Hayam Wuruk & menyuruhnya untuk pergi, namun Hayam Wuruk tidak menyerah begitu saja, dia mencoba menghibur Pitaloka supaya bisa tersenyum lagi. Salah satu caranya adalah dengan tarian modern ala Korea yang dipimpin oleh ce Felia, kak Hanna, dkk, juga dengan 2 buah lagu Korea tentunya✌️. Tapi, 1 lagu itu aku tidak tahu & 1 lagunya bernama "Cheer Up" dari TWICE (aku tahunya dari orang & langsung ku-download karena penasaran, ehh tahunya jadi sempat kecanduan, karena lagunya yang lumayan unik or is it?)✌️π.
Tapi, semua itu sia-sia. Kenapa?
Pitaloka menganggap kalau itu adalah tindakan tidak sopan, apalagi di depan seorang yang berdukaπ’.
Hayam Wuruk mencoba untuk menyakinkan Pitaloka bahwa dia tulus mencintainya, namun Pitaloka tetap meminta untuk pergi dari hadapannya.
Tibalah...
Hanoman yang melihat itu sambil memegang sebuket bunga, menjadi murung ketika melihat Pitaloka & Hayam Wuruk bertatapan. Memang nyesek sihπ’π
Namun, bukan romansa yang terjadi, Pitaloka tetap mengusir Hayam Wuruk & akhirnya dia pergi.
Setelah itu, dia melihat sebuah bunga & menanyakan keberadaan Hanoman. Pitaloka pun sempat panik akan keberadaannya, mengejarnya sambil bernyanyi, dengan taktik lipsync. Hanoman yang sempat sedih karena mengira Pitaloka sudah mempunyai pasangan, berhasil dibujuk Pitaloka. Apalagi disini, Pitaloka mengungkapkan rasa sukanya kepada Hanoman, apalagi Pitaloka mengetahui kalau bunga yang dipegangnya berasal dari Hanoman. Awww, kok so sweet bangetππ✌️. Di momen itu, aku merasa Pitaloka menyadarkan kita kalau cinta bukan berasal dari harta, tapi dari hati yang tulus. Sehhh....bijak mode, engagedππ✌️.
Tiba-tiba....
Hanoman berubah menjadi seorang pria yang rapi, gagah & tampan (bang Ghani Adinola).
Pitaloka sempat kaget melihat perubahan wujud tersebut. Begitu pula dengan bang Ghani. Sembari diiringi oleh lagu "Everytime" dari Chen (EXO) & Punch. It's a Korean song, guys.
Tbh, lagu yang dibawakan & momen yang terjadi waktu itu terasa pas, soalnya momen romantis & lagu yang romantis, rasanya bikin hanyut, apalagi Pitaloka yang sudah memantapkan cintanya pada bang Ghani yang sebelumnya adalah Hanoman.
Bang Ghani melamar Pitaloka & Pitaloka menerimanya dengan senang hati. At last....akhirnya dapat jodoh yang tulus jugaπππ.
Setelah itu, mereka mulai couple dance, dibarengi lagu "Everytime" bersama dengan beberapa pasangan lainnya, yakni ce Cindy Irawan & bang Andre P., ce Awalani & ko Witson, ce Kerin & ko Darwin, ce Leni & ko Sandro. Tbh, aku sempat mengira kalau itu adalah flash mob, jadi aku langsung lari ke kamera ketiga yang di sisi kiri di antara jalan yang memisahkan pendopo. Di pertengahan, aku lihat battery kamera yang pertama (yang di tengah) sudah mau habis, jadi aku juga langsung menghidupkan kamera kedua yang ada di sisi kanan, supaya tarian tersebut bisa terekam dengan baik. Menurutku, tarian mereka sudah bagus, tetapi yang kusayangkan menurutku adalah cara 2 penyanyi yang membawakan lagu tersebut. Musik nya terdengar dengan baik, tetapi vocalnya yang terasa kurang menurutku, mengingat lagu yang mereka bawakan ini adalah lagu Korea. Memang, menyanyikan lagu Korea oleh orang yang bukan k-popers is quite a big task, bahkan yang suka k-pop pun menghafal & menyanyikannya bisa menjadi tantangan & pengalaman sendiri. Time challenge terjadi ketika bang Ghani belum memakai jas. Ce Dyta yang memegang jas waktu itu langsung memakaikan jas itu pada bang Ghani dengan bantuan kak Clara (Pitaloka). Memang sempat tertunda dibuatnya lagu itu, namun, untungnya, ce Dyta memakaikan jas itu dengan cepat. Fiuhhhπ³
Menjelang akhir dari couple dance, pasangan lainnya mengelilingi mereka dengan sebuah bunga, sementara bang Ghani & Pitaloka ber-romansa. Memang cocok sihππ. Dan ketika di momen lagu tersebut berakhir dengan lirik "I Love You" pasangan dance lainnya mengarahkan bunga mereka kepada pasangan bang Ghani & Pitaloka sebagai tanda kalau mereka adalah pasangan yang tulusπππ³.
Setelah itu, ce Alice memberikan sebuah pesan kalau cinta itu bukan berdasarkan harta, tetapi dari sebuah ketulusan cinta itu sendiri.☺️π.
It's Flashmob timeπ✌️π
Yesss. Siapa sih yang tidak suka flashmob?? Pastinya banyak suka dong, apalagi itu merupakan pertanda kebebasan, ya gak?ππ.
Flashmob nya diiringi lagu "Can't Stop The Feeling" dari Justin Timberlake. Dimulai dari dorongan semangat kak Clara (Pitaloka), dan diikuti oleh banyak rekan mereka (hanya 2 yang belum. Siapa ya? Begitulah kira-kiraπ)
Seperti biasa, flashmob is about being relax & fun, so don't take it too serious. Disini, menurutku, flashmob mereka lumayan terarah & santai. Di pertengahan, ko Eccel mendiamkan mereka semua to initiate "Mannequin Challenge" yang sedang ngetren waktu itu. (Kira-kira zaman now itu masih ngetrend gak, I wonder?π)
Ternyata.....
Ada pengalihan pandangan yang dilakukan ce Cindy Irawan & ce Kerin Ersania, 2 famous dancers the SMSHS ever had. Sehhhhh...✌️ππ.
Rekannya yang lain tidak bergerak karena Mannequin effect yang mereka jalani waktu itu. So, supaya ada atraksi tambahan, mulailah atraksi duo Cindy & Kerin yang menurutku, energic & fast as F1 car, wesdewwwwπ✌️ππ. Kamera 1, 2 & 3 berfokus kepada mannequin, dibantu oleh rekan Smalistics saya, Kelvin & saya fokus merekam duo ce Cindy & Kerin yang menurutku impossible to forgetππππ.
Setelah mannequin selesai, barulah sisa Alephro yang lainnya beraksi. Dan...maneuver ce Cindy & Kerin are proven to be hard to follow thanks to it's rapid pace. Setelah lagu kedua selesai, barulah diputar lagu "Shut Up & Dance" yang membuat suasana semakin menarik. Flashmob masih berlanjut dengan tarian, & di reff lagunya, 6 murid Alephro maju & memperagakan tariannya (tapi lupa orangnya, sorryπ’).
Tarian "Shut Up & Dance" tersebut ditutup dengan semua perhatian mereka tertuju pada wali kelas mereka, bu Lesni Rotua.
Cara menutup pensi yang menurutku berbeda dari yang lain adalah, mereka bersama-sama bergandengan tangan dengan salam penutupan serempak yang mereka bilang seperti "Adika, adigu, adiguna" "Inilah persembahan dari kami, 12 IPA 1, Alephro!"
Yessss..... It's all overπππ✌️ππ
Setelah itu, I feel like........
Their hardwork for 4 months was finally payed off. I don't know what I have to say after that. All I have to do is waiting for them to regroup. But, I don't have much time, jadi kusapa beberapa orang itu to congratulate them & thank ce Viancqa to allow me recording their art showππ✌️. Bagiku, itu adalah 1st of manyπ. Tbh, aku sempat terharu ketika melihat beberapa dari mereka menangis terharu, karena sangat jarang ada kelas sesolid itu menurutku.π’π.
Untungnya, aku sempat capture beberapa momen yang menurutku memorable, karena aku harus mengikuti pelajaran olahraga waktu itu & tidak boleh telat. *setidaknya sudah ada videonya dari kamera & HP. Hehehe.
Btw, I hope the solidarity like this last forever & thanks for the memories as well, Alephroπππππ✌️.
Duo ce Cindy & Kerin on action |
So sweet ya?π |
The Combat Zone |
Galau banget ya, kak Pitaloka?π |
The Flashmob Atmosphere |
After the showπ’☺️ |
Teamwork makes dreamwork☺️✌️π |
It Can't be more dramaticπ’π |
NB: All the photos are taken by my old phone, ASUS Zenfone 6. Tidak semua nama tercantum for privacy interest. Beberapa nama yang kucantumkan ini bukan bermaksud untuk membuat malu, tetapi saya ingin menceritakan memory saya terhadap kelas mereka & bukan bermaksud untuk melebih-lebihkan. Reader discretion is advised (Kebijaksanaan pembaca dibutuhkan). Kritik, saran & komentar sangat dipersilahkan. Terima kasihππ.
Komentar
Posting Komentar