Daihatsu Rocky 1st Drive in Pekanbaru
Apabila Raize terasa unconvincing, calm down, gua juga udah first drive kembarannya, yakni Rocky.
Okelah ini bakalan banyak kesamaan dengan si Raize, karena in the end of the day, they are twins. Namun dengan Rocky ini, gua merasa puas karena bisa dibawa further than his twins.
Here's my verdict,
Hal pertama yang gua notice adalah posisi mengemudi yang rendah, namun gak gitu rendah amat sih. Mirip dengan Raize lah. Agak sedikit kaku, belum sesantai Sonet, namun bukan yang sampai bikin gak nyaman. Visibilitas depan, samping kiri/kanan dan belakang cukup baguslah. Spion samping juga memberikan visibilitas yang cukup baik, considering ukurannya yang cukup besar dan pas, just like Raize. Btw, bagi anda yang suka reminder, Rocky-Raize ini udah punya reminder tanggal loo, entah ultah kalian, tanggal routine service, tanggal anniversary, hingga maksimal sepuluh reminder tanggal. Cocok untuk anda yang malas nyatet di HP or lumayan cepat lupa gegara hiruk-pikuk kerjaan.
Ketika menyalakannya, masih ada terasa getaran ala mesin 3 silinder, namun masih cukup normal dan yang gak gitu risih banget sih. Performanya ternyata gak lemot-lemot amat walaupun dijodohkan dengan CVT. Turbo yang dipasangnya cukup mampu memberikan tendangan torsi yang cukup positif, mulai dari RPM rendah sekitaran 1200 RPM. Peredamannya sebenarnya cukup bagus walaupun getaran mesin yang masih cukup terasa di RPM 1000 hingga 3500 dan suara mesin yang cukup masuk ketika dibejek and jujur aja, the engine is not a pleasant sound to hear. Kalau mau tendangan yang lebih kuat, tekan tombol Power "PWR" di steering bagian kanan. Cara anda mengetahuinya selain tenaga? Display speedometer juga berubah vibe.
Untuk kali ini, gua bisa bawa jauh si Rocky jadi bisa gua test lebih dalam karakter suspension yang dimilikinya dengan mengambil jalan banyak galian and jalanan yang cukup keriting, kurang rata dan belokan-belokan yang cukup tajam dan sempit.
Results?
Handling-nya sendiri sebenarnya not bad loh, lumayan gesit dan juga steering-nya terasa cukup ringan dan bisa sedikit memberat high speed, albeit gak seberat steering mobil yang lebih tinggi kelasnya (kata lainnya, masih terasa cukup ringan). Bantingannya sendiri termasuk moderate sih dalam artian keras banget gak, lembut banget pun gak, ibaratnya the middle in between those two. Chassis-nya sendiri, yakni DNGA (Daihatsu New Global Architecture) sebenarnya terasa cukup mumpuni dan refined soal kestabilannya.
Overall, gua merasa kalau Daihatsu Rocky ini terasa lebih original karena inilah core dari terciptanya si kembar Rocky-Raize. To make things better, ini harganya lebih murah daripada kembarannya. Not to mention kalau gua pribadi lebih suka styling dan juga tone warna interior si Rocky dibanding si Raize. Namun disatu sisi, gua demennya banyak fitur, salah satu hal yang dimana Raize is thriving. In the end, I'll leave it to you. Mau style and cheaper price, pick Rocky. Mau prestigious, feature and more safety, take Raize.
Thank you & drive for your life, mates.
Komentar
Posting Komentar