BMW X1
Walaupun dicap sebagai BMW paling affordable karena harganya cukup ramah untuk pemula yang akan memulai petualangannya dengan BMW, bukan alasan bagi BMW untuk menganaktirikan X1 ini sebagai sebuah SAV (Sport Activity Vehicle) premium.
Ini adalah BMW X1. Tepatnya BMW X1 sDrive18i xLine.
1st Impression?
Jauh lebih streamline and sedikit lebih berisi dibandingkan generasi sebelumnya yang agak sedikit cukup kurus.
Perawakannya juga sedikit lebih tinggi dibandingkan yang 1st gen serta lebih terasa SAV.
Pertama kali ketemu 2nd gen BMW X1 ini adalah pada 2018 di Summarecon Mall Bekasi. Dan itu adalah trim Dynamic. Berkat trim xLine ini, presence X1 terasa lebih significant.
Depannya?
Depannya terasa perubahan kidney grill yang sekarang memakai silver matt (kalau Dynamic pakai black cadding). Bukan hanya sebatas di kidney grill-nya, namun beberapa bagian depannya ini seperti beberapa trim itu pakai silver matt di xLine (kalau Dynamic pakai black cadding). Tidak lupa juga Rain Sensor yang siap menemani perjalanan anda seandainya hujan turun
Lampunya sendiri sekarang udah makai LED headlights, beserta LED fog lamps. Detailing yang gua perhatikan selain ciri khas BMW yang pakai cincin lampu segi enam, dia juga ada tulisan "BMW LED"
This is the results ketika dinyalakan.
Sampingnya?
Sampingnya inilah yang saya suka dari X1 terbaru dibandingkan yang lebih lama. Karena desainnya lebih streamline serta lebih SAV dibandingkan sebelumnya.
Velg light alloy Y-Spoke style 579 Bicolour yang berukuran 18" ini terasa lebih match and lebih BMW yang contemporer ini, beserta dia ditemani ABS/Anti-Lock Braking System, EBD/Electronic Brake Force Distribution & BA/Brake Assist.
Fender hitamnya ini proporsinya cukup pas, ditemani dengan finishing silver matt-nya itu. Not to mention finishing silver matt di frame kacanya yang rapi itu beserta door handle yang memiliki LED sebagai guidance in the dark for the owners.
Side Mirror X1 ini memiliki gimmick yang menurut gua terasa welcoming, yakni X Logo Projection (X1 Welcoming Light). The results is the X1 Logo Projection above
Tidak lupa juga roof railnya yang memakai lapisan Aluminium Satinated.
Belakangnya,
Lebih berisi dibandingkan yang 1st gen.
Lampunya ini juga udah ditemani LED, beserta lampu LED dengan pola huruf L (belum sekentara yang G20 3-Series). This is the results.
Tidak lupa juga salah satu detail yang bisa menentukan kalau Anda bisa dianggap Premium or not, yakni detailing BMW.
Selain itu, bagasi yang dimilikinya ini cukup luas untuk SAV seukuran X1.
Bagasinya bisa dikatakan cukup luas untuk SAV Compact BMW.
Selain ada partisi untuk meng-cover barang-barang anda, xLine ini memakai silver matt lagi, whereas yang Dynamic pakai black cadding. Jok baris ke-2 nya ini bisa diatur supaya bisa rata lantai. Tbh, build quality-nya ini termasuk rapi sih, like what Germany cars should be.
Bumpernya ini ditemani oleh 4 sensor parkir beserta rear camera. Dan exhaust-nya ini walaupun satu aja (I wish ada yang dua lubang kek di luar negeri), dia asli.
Desain belakang-nya ini gak terlalu bergantung sama fender-fender yang gimana gitu untuk membuatnya terlihat seperti SAV.
Dalamnya?
Ergonomis sih, seperti layaknya what BMW should be.
Walaupun bahasa interior masih BMW yang old generation, belum sedramatis yang G20 3 Series.
Walaupun steering-nya masih gaya lama (M Sports steering gaya lama, soalnya kan ini versi LCI/Life Cycle Improvement dari 2nd gen yang aslinya dikenalin pada tahun 2018), dia udah tilt & telescopic. Steering-nya ini udah ditemani berbagai tombol seperti Speed Limiter, Audio Switch Control, Voice Command.
Urusan hiburan jiwa and telinga, X1 ini memakai layar 8,8" touchscreen display beserta navigation system dan BMW Hi-Fi (bukan Harman Kardon) and Apple CarPlay wireless. Tidak lupa juga BMW iDrive Cursor yang sangat khas dari BMW untuk mengatur segala hal yang ada pada touchscreen display.
Speedometer-nya ini terasa modern classic. Classic karena masih ada cincin bulatan, Modern karena pada masing-masing dua cincin bulat, dia memakai layar. Ketika dimatikan, layarnya ikut tidur, hanya tersisa dua cincin bulatnya itu.
Jok pengemudi nya ini memakai kulit Sensatec. Bagus sih, cuman Vernasca is better. Wajarlah, soalnya, Sensatec ini bahasa kasarnya, kasta jok kulit BMW yang paling entry-level. Entry-level aside, Sensatec ini cukup enak ternyata, walau belum sepolished Vernasca, surely.
Selain bisa diatur secara electric (termasuk lumbar support) dan bisa diatur pengaturan favorit anda via memory seat yang bisa nyimpan 2 settingan yang berbeda, dia memiliki penyangga paha, supaya lebih nyaman untuk perjalanan jauh. Armrest juga udah tersedia and posisi-nya pas untuk lengan gua and penumpang depan.
Material interior dan dashboard yang dipakainya mayoritas soft-touch, hingga lapisan cup holder di panel pintu pun terasa halus ketika dipengang. Se-detail itu.
Jok baris ke-2 nya cukup luas. Seperti premium dan terasa semakin lega dengan Panoramic Glass Roof. Selain itu, space yang dimilikinya termasuk luas sih, ditemani dengan armrest dan cup holder yang sangat BMW. Tidak lupa juga AC Double Blower dibawah.
Gimmick lainnya adalah bisa menutup/membuka kaca (including the Panoramic Glass Roof), hanya dengan menekan logo BMW di Smart Keyless nya ini.
Mesinnya?
Rada baru sih, 1.500cc 3 Cylinder Twin Power Turbo, dengan tenaga 140 HP dan torsi 220 NM. Dijodohkan dengan transmisi DCT 7-Speed dan berpenggerak roda depan.
Sebelum lanjut, bagi anda yang pengen lihat BMW di Pekanbaru, now they are here. Here's the complete address and silahkan contact salah satu BC (Business Consultant) for further info:
(Temporary Office)
Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 1
Pulau Karam, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau, 28127.
Nicholas Franky
0813-7130-6788 (mobile)
0761-8049516 (telepon)
Instagram:
bmw.pekanbaru
bmw.trans
How's the BMW X1 sDrive18i xLine perform? This is it, mates.
Maybe different color, but at least, she's the same type in the end.
Hal pertama yang gua notice adalah posisi mengemudi yang ideal. Jarak antara steering wheel, jok and gua terasa pas. Layaknya sebuah BMW yang dimana driving ergonomics menjadi trademark-nya.
Visibilitas yang dimiliki terasa luas dari segala sisi (depan, kiri/kanan, belakang), termasuk side mirror-nya yang memiliki proporsi yang pas.
Mesinnya sih... B aja.
Tapi gak bisa dibilang payah juga, karena ada beberapa hal yang gua impressed dari mesin 1.500cc (3 Cylinder Twin Power Turbo) nya ini and it actually performs better than my thought in the first place.
Ketika di startup, mesin ini terasa halus, dengan getaran yang sangat minim. Rasanya jauh dari mesin 3 Cylinder Turbo pada umumnya.
Waktu membawanya berjalan di rute favorit gua di kota Pekanbaru ini, rasanya mesin ini paling ideal dinikmati secara santuy and succulent. Karena mesin ini bukan untuk anda yang speed freak, walaupun gradualitas and linearitas dari mesin ini termasuk baik, karena ketika gua bejek sedang & bejek to the max (hingga sampai dapat kira-kira 110 km/h), akselerasi yang diberikan mesin ini terasa cukup mantap. Kenyamanan yang didapatkan dari pedal gas berjenis organ ini terasa nyaman dan pas untuk kaki kanan gua.
Transmisi 7-Speed DCT nya ini termasuk halus and sigap perpindahannya. The Steptronic also did a splendid job here. Bukan DCT yang bikin anda berdansa karena getarannya, mates.
Handling-nya ini yang cukup suprising for me. Apalagi jarang-jarang kan BMW memakai Front Wheel Drive? Soalnya kan BMW biasanya identik dengan Rear Wheel Drive.
Anyway, handling-nya termasuk cukup lincah and responsive-ness cukup bagus nih. Steering wheel-nya ini termasuk ideal balance-nya, walaupun pakai system EPS. Ringan, namun bobotnya mantap, bukan EPS yang letoy.
Secara harafiah, EPS nya ini ringan at low speed, namun memberat at high speed. Walaupun ringan at low speed, namun dia ringannya solid, bukan lemes.
Suspension-nya ini lebih ke arah stiff, namun stiff-nya yang mantap, solid dan refined ala mobil Jerman. Body Roll-nya terasa minim. Remnya ini termasuk grippy, pakem and gradual.
Audionya ini termasuk berkualitas walaupun belum memakai speaker & system dari Harman Kardon. Setidaknya ada ambient light menemani hari-hari Anda, walaupun ini bisa jadi weakness, karena pilihan warnanya sangat sedikit.
Joknya ini terasa enak untuk diduduki sehingga joy of driving terasa melekat and still tastes like a BMW. So much so, gua sampai lupa bahwa ada leg extender pada joknya biar kaki gak letih untuk perjalanan jauh. Karena secara default aja tanpa leg extender, joknya ini beserta positioning-nya ini terasa amat baik. Begitu juga dengan material Sensatec yang dipakainya, walaupun belum se-refined Vernasca.
Peredam kabinnya ini termasuk bagus, walaupun agak sedikit ternodai dengan noise dari ban RFT (Run Flat Tires) yang cukup keras ini. But nothing says more than BMW than RFT. Seandainya aja we have a better asphalt/tarmac quality here.
Overall, SAV ini bisa surprising me in lots of things. Termasuk mesin, transmisi dan handling. Walaupun rada susah untuk ignore kalau interior nya ini udah agak ketinggalan dibandingkan yang BMW Live Cockpit Professional yang desainnya alone udah memanjakan mata. But hey, it's a BMW, mereka tetap mempertahankan these 2 things: Build Quality & Joy of Driving.
Rating:
Performance: 8.5/10
Handling: 8.7/10
Comfort: 8,3/10
Features: 8.5/10
Chassis: 8.8/10
Thought & verdict:
BMW X1 ini bisa dikatakan sebagai SAV yang berukuran cukup junior dibandingkan yang lainnya, makanya interior-nya terkesan cukup ketinggalan dari BMW Live Professional Cockpit yang sekarang diaplikasikan di BMW akhir-akhir ini. Walaupun begitu, SAV X1 2nd gen yang dibuat pada tahun 2018 ini actually performed better than we can think of. And juga ideal for rookie (pemula) who want to kickstart their new adventure with BMW.
Komentar
Posting Komentar