First Drive With Nissan Kicks E-Power In Pekanbaru

Sejak diluncurkan secara virtual in 2020, akhirnya, gua dapat membawa si mobil listrik yang unik ini di kota Pekanbaru.


Hal pertama yang gua notice adalah posisi duduknya yang termasuk commanding, ala SUV. Sedikit lebih tinggi daripada Hatchback/Sedan. Namun itu bukan halangan untuk mendapatkan posisi mengemudi yang ergonomis. Selain joknya yang cukup akomodatif untuk gua, steeringnya juga bisa tilt & telescopic. Bentuknya juga cukup unik, karena dia flat bottom. Visibilitas yang ditawarkan mobil ini cukup bagus. Pilar A gak gitu annoying, visibilitas depan, samping, dan belakang terhitung cukup bagus, walaupun sedikit kehalang sama 3 headroom. Spion samping ukurannya standar, kecil gak, besar pun gak. Setidaknya positioning ideal.

Membawa mobil ini menurut gua perlu sedikit pembiasaan, terutama kalau mau pindah gigi. Selain tuasnya yang kecil, dia membutuhkan 3 detik untuk masuk ke gigi N. Untungnya ini mobil hanya pakai single gear. Bicara soal powerplant, inilah yang menjadi selling point dari Kicks E-Power ini. Distribusi tenaganya terasa halus ala EV. Gradualitas gasnya termasuk bagus tanpa lag. Gelombang tenaganya terus mengalir tanpa ada hambatan sama sekali, dengan torsi yang cukup nendang ala EV.

Kicks ini mendukung fitur yang namanya One Pedal Driving. Caranya, aktifkan S mode di Drive Mode. Kebetulan ada 3 Driving Mode di mobil ini, yakni Normal, Eco, dan Smart (S). Ketika mode S udah aktif, dia merem mobil ini dengan kekuatan yang sedang, semacam regenerative braking ala EV, hingga benar-benar stop. One Pedal Driving ini cocok banget untuk kota yang padat seperti Pekanbaru dan juga untuk anda yang mager injak pedal rem.

Kicks ini punya fitur yang dibutuhkan di Indonesia saat ini yang bernama Adaptive Cruise Control yang Nissan namakan Intelligent Cruise Control. Cara kerjanya, dia bisa mengatur jarak antara mobil, whether dia jaraknya 1 mobil, 2 mobil, dan 3 mobil. Kecepatan pun bisa diatur, dan bisa diinisiasi pada kecepatan 30 km/h. Tetapi, anda jangan injak rem ketika menggunakan ICC ini, karena akan otomatis mematikan ICC-nya.

Bicara soal Suspension, dia sebenarnya B aja. Kenyamanannya cukup baik sih, bantingan terasa B aja, handlingnya sebenarnya cukup bagus, namun belum sampai tahap yang fun to drive bet, dia lebih ke arah easy to drive, bukan yang sporty. Yang membuatnya terasa fun adalah motor listriknya. Road noisenya B aja. Kedap banget pun gak, namun dibilang berisik banget pun gak. Normal-normal aja. Suara ban terasa cukup masuk, namun masih tahap normal.

Untuk hal-hal yang meng-expose bahwa Kicks ini is a hybrid car, not an full EV, adalah ketika kita kick in mobil ini to the max, suara genset dari mesin 3 silinder 1.2L ini masuk ke kabin, bukan untuk menggerakkan roda, tapi untuk mengecas baterai yang dibawah. Maybe karena dia untuk mengecas baterai lebih cepat lagi.

Overall, ini mobil potensinya termasuk besar untuk menjadi future classic or even cocok bagi anda yang suka keunikan dan pengen stand out from the rest (dari segi technology, bukan dari look ya, soalnya masih ada yang lebih cakep pilihannya kalau mau bicara design exterior) dan juga bisa banget dijadikan sebagai your learning curve into Electrified Mobility.



Rating:

Performance: 8.9/10

Handling: 8.3/10

Comfort: 8/10

Features: 8.5/10

Chassis: 8.2/10


My conclusion:

Kicks E-Power ini bukan full EV, namun masih sanggup memberikan experience like a full EV. Dia ini cocok banget untuk dijadikan the learning curve before heading into electrified mobility. Gua ada feeling bahwa Kicks ini akan menjadi future classic. But when? Time will tell.

Komentar

Postingan Populer