International Media Launch Experience With BMW

Rasanya kalau udah ketemu BMW cabang lain itu antara super busy or proudening moment for me.

Source: Caranddriver

Pertama kalinya kita dipresentasikan tentang 2 mobil yang di launch waktu itu, yakni BMW iX dan BMW i4. Kalau ada yang nanya, yang mana jadi favorite gua, yakni BMW iX.


Kenapa iX?

Memang gua pecinta sedan, granted. Cuman ada beberapa hal yang gua suka dari BMW iX ini.

Dimulai dari desainnya yang menurut gua beda dari yang lainnya. Selain itu, lekukan dan desain kacanya lebih merasuk ke hati gua.

BMW iX ini merupakan line up terbaru dari BMW i. Gans sih...

So much so, sampai gua hampir lupa kalau mereka punya BMW iX3. Maybe, kalau disandingkan, kesannya iX3 itu langsung culun dibandingkan iX ini.

Yang buat gua blown away sama iX ini adalah jangkauannya yang nembus 630 KM. Pilihan motornya ada 2, yakni xDrive 40 & xDrive 50. Tenaganya yang xDrive 40 mencatat angka 326 HP dengan torsi 630 NM, sedangkan yang xDrive 50 mencapai 523 HP dengan torsi 765 NM. Semuanya berpenggerak AWD.

Selain itu, dashboard-nya minimalis, walaupun gua gak suka desain layarnya yang lebar, karena agak flat dan kurang nyeni. Namun walaupun gitu, kualitas layarnya terlihat kece dan millenial banget sih. BMW iX ini memakai OS yang baru, yakni BMW iDrive 8 yang bisa dikatakan sangat memanjakan mata. Menarique untuk bisa melihatnya secara langsung disini.

Grill baru yang aneh itu entah kenapa, terasa sangat cocok dan nyambung di BMW iX ini. Desain belakangnya juga minimalis, karena desain lampu belakangnya yang sipit, namun lekukan-lekukan di bagian belakangnya membuatnya terasa distinctive.


Bagaimana dengan mobil favorit rekan gua yang unique and gorgeous itu?

BMW i4 ini selain merupakan jelmaan dari BMW i4 Concept yang hero colornya warna coklat yang cakep dan premium itu.

Ini adalah conceptnya...


Tbh, BMW i4 versi Mass Production ini dipamerkan warna putih and for me, ini mobil blending nya lebih cocok dengan warna biru yang senada dengan semangat electric mobility yang diusung BMW i.

Pilihan tenaganya ada 2, yakni iDrive 40 dan M50. Untuk yang varian iDrive 40, dia menghasilkan tenaga 335 HP dengan torsi 429 NM. Untuk varian M50, varian tersebut merupakan M pertama dalam wujud Full EV. Yang M50 itu tenaganya bisa tembus 536 HP dengan torsi 794 NM. 

Gimana ceritanya?

Rupanya dia ada dua motor listrik. Dari depan, tenaganya tembus 255 HP, kalau dibelakang, dia mencatat tenaga 308 HP. Masih kurang nendang? Ada Sport Boost yang ningkatin tenaga sebesar 67 HP dan torsi sebesar 65 NM. Normalnya, tanpa Sport Boost, tenaganya mencatat angka 469 HP dengan torsi 729 NM.

Inilah artikel lengkap mengenai BMW i4 M50:

https://autonetmagz.com/bmw-i4-m50-perkawinan-antara-bmw-m-bmw-i/99379/


Balik lagi ke i4 menurut sudut pandang gua...

Bagian belakang mobil ini merupakan favorit gua karena distinctive nya paling pas, walaupun gak seheboh depannya, surely.

Namun di BMW i4 ini, rasanya grill aneh yang jadi ghibahan para petrolhead ini rasanya lebih cocok dengan bahasa profil BMW i yang sangat EV dan futuristik ini. Ditambah lagi logo marketing baru BMW itu yang lebih senada dengan misi BMW di masa depan.

Untuk bagian sampingnya, i4 reguler pakai warna biru untuk aksen palsunya itu, kalau di M50, dia makai warna hitam.

Yang membuatnya special for me adalah betapa aerodinamisnya mobil ini, karena coefficient drag nya sangat kecil, 0,24. Lebih kecil dibandingkan dengan favorit gua, 3 Series G20, yakni 0,25. Itu bisa tercapai mostly karena underbody yang flat. Really Flat. Ferrufino and Wieland membenarkan angka 0,24 tersebut, untuk memperlihatkan betapa aerodinamis-nya BMW i4 ini.

Not to mention kalau BMW i4 ini punya Air Flap Control yang juga membantu meningkatkan ke-aerodinamisan BMW i4 ini. Dan untuk versi M, i4 ini punya jangkauan (driving range) yang lebih jauh.


How's The Round Table Went?


Sebelum mulai hari H, gua dan beberapa rekan media di Indonesia melaksanakan briefing dulu oleh tim BMW Indonesia.

Selama Hari H, kami dipresentasikan dulu video mengenai mobil yang akan dilaunch ini. Tbh, kurang puas sih karena jaringan sangat-sangat laggy, jadinya berimbas ke video yang gak smooth, at least, suaranya masih nyambung. Yang jadi notes selain jaringan yang laggy adalah beberapa pertanyaan rekan jurnalis gua yang off the mark dan miss the brief.

Kalau ditanya seberapa grogi gua waktu itu, sebenarnya, lumayan grogi sih, karena gua dan beberapa rekan lainnya bersanding dengan BMW cabang negara lain dan juga media otomotif negara lain. Anyway, jenis konferensi ini bernama Round Table.


BMW iX Was The Opening Car Of The Day


Round Table Conference dimulai dengan perkenalan, presentasi yang dibawakan oleh Johann Kistler selaku Project Manager BMW iX. Setelah perkenalan, presentasi dan video driving experience yang barengan dengan BMW i4, maka diadakan Q & A yang dimulai dari BMW iX, ditemani oleh Paloma Brunckhorst sebagai Spokeperson BMW iX. Pertanyaan yang gua ajukan adalah seberapa sustainable BMW iX ini dan apakah aman dikemudikan di kondisi hujan?

Johann meyakinkan gua kalau BMW telah melakukan pengujian yang intensif terhadap BMW iX ini sehingga mobil ini memungkinkan untuk dipakai di segala cuaca, termasuk hujan dan cuaca salju (di musim dingin)

Mengenai sustainability, Johann menyatakan bahwa mereka telah mengurangi carbon footprint hingga 45% dibandingkan SAV mereka yang bermesin ICE. FYI, SAV itu Sport Activity Vehicle, bahasa kerennya BMW untuk manggil SUV mereka, sedangkan ICE itu Internal Combustion Engine (Mesin Pembakaran Dalam/Mesin biasa). Selain itu, Johann memberatkan pentingnya membuat BMW iX ini As Green As Possible. Material yang digunakan untuk BMW iX adalah Recycled Aluminium sebanyak 50% dan 20% memakai material Plastic dan bahan lainnya yang Eco-Friendly.

Source: BMW Blog (iX Interior)

Selain itu, untuk bagian aerodinamika, BMW iX ini grill-nya fully closed karena pada dasarnya, EV tidak begitu butuh pendinginan yang terlalu berlebihan, dan grill yang tertutup ini juga berfungsi untuk meningkatkan aerodinamika-nya. Bagian yang paling gua suka dari iX ini adalah gagang pintu sampingnya yang memakai model terintegrasi dan menempel. Tidak menonjol dari samping sehingga kelihatan sangat clean.

Hasilnya? Angka Drag Coefficient yang dihasilkan sangatlah kecil, yakni 0,25. Angka yang kecil itu menunjukkan betapa aerodinamis-nya BMW iX ini.


Next Up, BMW i4


BMW i4 Project Leader, David Ferrufino, ditemani Wieland Bruch sebagai Spokeperson untuk BMW i4 menyatakan bahwa mobil BMW i4 ini merupakan mobil yang Multitalent. Yang gua tanyakan adalah berapa persen material Carbon Fibre dan Aluminium yang digunakan sembari menanyakan seberapa sustainable-kah BMW i4 ini.

Wieland Bruch membuka dengan jawaban mengenai mengapa BMW luncurin iX and i4? Karena ini merupakan "bookend" gambaran portofolio produk BMW, terutama di tahun 2030-an. Keduanya juga memiliki target market yang berbeda.

BMW i4 ini dianggap sebagai bookend karena mobil ini merupakan yang emosional dengan desain yang sporty dengan proporsi yang ideal, perawakan yang emosional, serta dianggap sebagai The Ultimate Electric Driving Machine.

Source: BMW Australia (BMW i4 M50 Interior)

Alasan kenapa i4 dipilih sebagai mobil M Full EV yang pertama karena dia punya Wheelbese (Sumbu Roda) yang panjang, Track Width yang lebar, Center Of Gravity yang rendah, serta peningkatan dalam hal Rigidity and Stiffness memungkinkan anda untuk memiliki handling dan steering yang lebih presisi.

Untuk bagian carbonnya, dia dipakai di bagian Air Curtain, Kidney Grill, Rear Diffuser, dan itu tersedia di Carbon Package untuk i4 ini. Ferrufino menyatakan bahwa sustainability mobil ini memiliki angka yang cukup tinggi walaupun tidak bisa dikasih tahu seberapa persis. Cost of Ownership, ditemani dengan tingkat sustainability dari BMW i4 ini juga bisa ditekan sebesar 30% dibandingkan mobil bermesin ICE.


Overall, pameran yang dipilih BMW untuk kenalin 2 mobil tersebut kepada publik, yakni IAA (International MobilityShow Germany atau International Mobility Show) yang bahasa Jerman-nya adalah Internationale Automobil-Ausstellung merupakan momentum dan strategi bagi BMW untuk memperkenalkan portofolio produk mereka di tahun 2030-an mendatang.

Selain dari itu, gua menganggap momentum International Press Launch ini sebagai momen untuk mengakrabkan diri dengan BMW dari negara lain dan juga jurnalis otomotif dari negara lain.

Komentar

Postingan Populer