My First Drive Experience
Ada yang mengatakan bahwa selagi muda, manfaatkan waktu dengan kegiatan yang positif. Tidak hanya disitu, Tokopedia juga buat hashtag yang motivate gua banget, yakni: Mulai Aja Dulu.
Awalnya gua ragu bet utk pergi kesana-sini. Namun, gua tetap pergi demi penyaluran hobi positif dan tentunya, bertanggung jawab.
Untuk beberapa hal tertentu, gua terinspirasi sama keluwesan food blogger yang terlihat sangat menikmati kuliner yang ada di sekitarnya.
Gak hanya disitu, beberapa blogger pemula dan yang udah expert inspire me to start. Selagi muda and punya kesempatan, gunakan dengan baik dan bertanggung jawab.
Akhirnya, gua beranikan diri untuk mencoba beberapa mobil selama di JKT.
Here's my memorable first drive experience:
VW Tiguan Allspace
Ini adalah pengalaman pertama gua menjajal mobil dari negara kerajaan mobil, Germany. Ini juga menandakan bahwa this is the first of many, karena ini adalah pertama kalinya gua test drive di JKT. Lebih tepatnya, di sekitaran GBK dalam acara VW Drive Festival.
Hal yang gua kangenin dari Tiguan ini adalah design yang lebih waras dibandingkan versi 5-seater, instrumen layar yang terasa modern dengan resolusi yang pas di mata. Selain itu, kinerja Double Clutch yang halus banget, soalnya gak kerasa udah ganti gigi aja 😁, kalau mau terasa ganti giginya, ubah ke Sport Mode. Chassis Rigidity yang dimilikinya termasuk bagus, Build Quality termasuk bagus.
Yang gua concern adalah steering yang terasa agak sedikit keentengan untuk mobil Germany, namun itu akan memudahkan para pengguna pemula yang pertama kali merasakan mobil Germany.
Mazda CX-5 Elite
Ini adalah pengalaman pertama dengan Mazda dan berakhir dengan manis.
Ini adalah hands down, the most fun SUV in its class. Handling-nya termasuk agile, driving quality-nya termasuk dynamic and millenial. No wonder kenapa SUV ini sempat menjadi primadona dan sempat membuat CR-V keringat dingin. SUV Medium rasa Hatchback, itulah CX-5.
Tidak hanya disitu, vibe interior yang dimilikinya sangat memanjakan pengemudi antusias. Tentunya dibalut dengan build quality yang tergolong baik.
Mazda CX-8 Elite
Kali ini dengan versi 7-seater dari CX-5.
Banyak kesamaan yang gua rasakan, bedanya hanya dari ukuran yang terasa lebih gambot, mendekati CX-9.
Visibilitas bagus, build quality bagus, driving quality asik, dengan handling yang termasuk agile untuk SUV segambot CX-8.
Mazda 3 Hatchback
Mobil paling sexy di kelasnya.
Gak ada alasan untuk kalian untuk tidak berpaling pada mobil ini, sekedar 1-3 detik aja 😅.
Tidak hanya design yang luar biasa aesthetic, luar dan dalam. Build quality juga termasuk superb di kelasnya.
Secara angka boleh terdengar B aja for some people yang udah keracunan Turbo, namun driving quality-nya, handling-nya dan vibe interior yang dimilikinya mampu mengkompensasi itu semua 😍.
Mazda MX-5 RF
A must try car for petrolhead.
Ini adalah mobil dengan posisi pengemudi paling ceper yang pernah gua coba.
Gak perlu adaptasi yang berbelit-belit untuk bisa menyatu dengan mobil ini.
Handling lincah, lightweight, 50:50 distribution, communicative steering, roofless and personal driver's vibe, kurang apalagi coba.
No wonder kenapa MX-5 ini bisa dapat Guinness Record sebagai Roadster Terlaris Di Dunia.
Mazda 6 Estate Elite
Sexiest Estate by far (before the arrival of BMW 320i Touring in Indonesia). And this is my first experience with Estate.
Dengan spec yang hampir sama dengan CX-5 on paper, hanya dengan driving position yang lebih rendah layaknya sedan (karena Estate itu basisnya adalah Sedan), dibalut dengan design yang aesthetic, Mazda tidak lupa menerapkan keasyikan mengemudi di Mazda 6 Estate ini.
Akselerasi bagus, handling lincah, very minimum body roll, driving ergonomics yang exquisite, build quality termasuk wonderful, dengan harga yang lebih make sense dibandingkan Sedan, ini rasanya sangat worth it untuk diboyong ke garasi anda.
Mazda 2
The quality is the best compared to its Japanese counterparts.
Kelas Compact Hatchback di +62 sempat menjadi idola, terutama sejak kehadiran Jazz & Yaris. Mazda pun gak mau ketinggalan dengan membawa Mazda 2 sejak 2008.
Pertama kali mencoba hatchback Japan yang kebetulan adalah varian tertinggi dari Mazda 2 ini, I'm impressed. Bukan hanya dari build quality yang amat impressive di kelasnya, namun driving quality-nya termasuk impressive. Agility yang dimilikinya terasa millenial, akselerasi termasuk nendang, walaupun secara kertas, bukan yang paling extravagant. Gua bisa katakan, in terms of build quality and driving dynamics, inilah hatchback Japan yang bisa mendekati salah satu favorit gua, Ford Fiesta.
Mazda CX-9
Si gambot berturbo yang kagak lemot.
CX-9 ini adalah salah satu Mazda tergambot yang pernah gua kemudikan.
Walaupun gambot, posisi mengemudinya termasuk ergonomis dan cukup terasa seperti mobil kecil. Yang paling ngangenin dari CX-9 ini adalah visibilitas yang baik di segala sisi. Selain itu, penyaluran tenaga yang direct with minimum turbo lag (or even none). Transmisi yang digunakannya juga sigap dan halus.
Daihatsu Terios/Toyota Rush
Tinggi & gans.
Itulah 2 kata untuk describe Rush/Terios baru ini.
Kalau gua boleh bilang, lupakan soal fun to drive kalau membawa Rush/Terios ini. Driving Ergonomics bukanlah yang paling bagus, either.
Namun, disatu sisi, platform Ladder Frame yang digunakannya termasuk rigid and dikombinasikan dengan settingan suspension yang kaku, membuatnya terasa cukup lincah in handling and kelimbungan yang sangat minim, or even, gak ada sama sekali.
Toyota CH-R Hybrid
Toyota terkedap (so far).
Vibe interior yang dimilikinya terasa berbeda dari kebanyakan Toyota pada umumnya.
TNGA yang dipakai CH-R sebagai platform baru global dari Toyota benar-benar mujarab disini. Handling balanced, rigidity chassis termasuk good, driving ergonomics termasuk cukup baik, walaupun visibilitas belakang rada poor karena design yang agak melandai.
Yang menjadi sorot perhatian adalah kekedapan kabin yang amazing. Jarang banget ada Toyota sekedap ini.
So TNGA is not a gimmicky tech from Toyota. They made it for real and they mean business.
Peugeot 3008 Allure Plus
Mobil lain kerasa jadi B aja and ini pengalaman pertama gua dengan si singa Prancis.
Interiornya wow banget. Bisa dikatakan paling wow dikelasnya 😅😱.
Tidak hanya disitu, build quality yang dimilikinya termasuk exquisite. Driving quality yang dimilikinya termasuk special, ergonomics juga yes, namun kalah sedikit aja dengan CX-5 yang terasa pas banget untuk postur gua. Vibe interior yang dimilikinya mampu membuat siapapun betah banget untuk terus berada didalam mobil ini.
Bukan yang paling Fun To Drive di kelasnya, namun Nice To Drive is more likely.
BMW 320i G20
Best car I've drive so far.
Dari sekian mobil yang ada di Astra Auto Fest 2020, ini adalah hands down mobil terbaik yang gua test drive.
Mobil ini mencerminkan gua banget ketika driving: dynamic, millenial, aggressive.
No wonder kenapa 3-series ini dianggap sebagai marque of BMW. Keasyikan mengemudi at its best.
Akselerasi ngacir, handling lincah, teknologi terkini, spacious accommodation, perfect driving ergonomics, impressive & memorable driving quality, amazing build quality, this car has it all 👍.
Mazda CX-30
SUV Version of Mazda 3.
Basically, mayoritas pengalaman positif yang gua rasakan di Mazda 3 Hatchback, itulah yang gua rasakan di CX-30, hanya saja, perbedaannya adalah posisi mengemudi yang lebih commanding dan visibilitas belakang yang sedikit lebih baik.
Mitsubishi Xpander Cross
Pengalaman pertama dengan Mitsubishi as a driver.
Varian terbaru Xpander merupakan jawaban dari Mitsubishi untuk menghadapi dinamika mobil yang udah ke-SUV-an.
Apabila Xpander sendiri udah terasa nyaman, maka Xpander Cross pun juga demikian.
Body roll termasuk normal, handling termasuk normal, driving ergonomics termasuk salah satu yang terbaik di kelasnya, begitu juga dengan visibilitas yang dimilikinya. Turning Radius juga termasuk reasonable enough.
Mitsubishi Eclipse Cross
Salah satu mobil yang hype-nya tinggi di tahun 2019. Apalagi namanya merupakan salah satu yang legendaris, Eclipse. Walaupun kontroversi tetap menerpanya.
Anyway, ketika mengemudikannya, build quality yang terasa baik itu adalah hal pertama yang gua notice. Selain itu, kekedapan kabinnya yang tergolong baik.
Yang buat gua pengen move on dr mobil ini adalah handling-nya yang kurang lincah, and lebih ke arah comfy. Sedangkan transmisi CVT still behave like CVT, Soft. Bukan untuk kalian yang dinamis.
Walaupun gitu, build quality interior dimilikinya dan radius putar yang dimilikinya impressed me.
Hyundai Santa Fe 2019
My first experience with Korean Car. And it's Diesel-Powered.
Selama gua test drive, ini bisa dikatakan sebagai salah satu mobil dengan steering paling berat yang pernah gua coba. Cocok banget untuk kalian yang pengen pemanasan di mobil :)
Posisi mengemudi yang dimilikinya termasuk ergonomis untuk SUV gambot seperti Santa Fe. Handling yang dimilikinya termasuk epic dengan stability yang sangat baik, despite its large size. Visibilitas yang dimilikinya juga termasuk sangat baik di semua sisi.
Yang paling gua kangenin dari mobil ini adalah engine-nya. Ngacir seperti Diesel, Halus seperti Petrol. Yang agak nyebelin sih, transmisi Torque-Converter 8-speed yang dimilikinya terasa kurang sigap :(
Walaupun agak lambat, namun dia bisa terkamuflase oleh power delivery tiada jeda dari CRDI Turbocharged 2.5L Diesel Engine yang dimilikinya. Selain itu, tenaga yang dimilikinya juga gambot, 193 PS dengan torque sebesar 441.3 NM.
Waktu gua cuman singkat sama salah satu favorit gua dari Hyundai ini, namun bikin kangen 😁.
Honda Brio RS 2019
Millenials favorite.
Yang membuat pilihan mahasiswa ini terasa stabil adalah settingan suspension yang termasuk kaku/hard. Chassis yang dimilikinya juga bukanlah yang paling rigid di kelasnya. Setidaknya, Brio baru ini design-nya lebih waras for me, power delivery terasa halus and handling termasuk lincah. Steering terasa millenial-friendly, gua suka sama posisi mengemudi yang dimilikinya, karena rendah and ada aura sporty-nya.
Suzuki Ertiga
Another experience from this underrated LMPV from my POV. This time as a driver.
Apabila sebagai penumpang dia udah ngangenin, begitu juga ketika mengemudikannya (walaupun sebentar doang). Dia nyaman, chassis terasa cukup rigid, settingan suspension termasuk balanced, steering terasa city-friendly, visibilitas bagus, ergonomis pengemudinya cukup bagus.
Sayang aja secara marketing dia kalah sama yang kita taulah siapa.
KIA Seltos
Another highly hyped Korean Car. And certainly, one of my favorite from KIA.
Tbh, waktu test drive dengan mobil ini terasa singkat karena keterbatasan area test drive. Namun ada beberapa hal yang gua notice dari mobil ini. Salah satunya adalah kekedapan kabinnya yang tergolong baik. Selain itu, radius putar termasuk bagus, gak nyusahin. Steering yang dimiliki termasuk balanced and city-friendly. Kinerja transmisi double clutch yang dimilikinya termasuk cukup halus and perpindahan yang dilakukannya cukup sigap. Posisi mengemudi termasuk cukup baik. Visibilitas yang dimilikinya termasuk bagus di segala sisi.
Walaupun singkat, tapi gua merasa ini mobil potensinya besar bet sih. Rivalnya harus waspada. Waspadalah!
Mercedes C180/CIBO Avantgarde
First experience with the Silver Arrow.
Satu hal yang membuat mobil ini menjadi salah satu mobil terumit yang pernah gua coba adalah penempatan tuas transmisi yang anti-mainstream, karena dia terletak di dekat steering wheel.
Aura kabinnya bikin ngangenin karena terasa banget aura Mercedes-nya, walaupun C180/CIBO adalah varian dari termurah dari C-Class.
Build quality, display full layar, UI, handling, power delivery, driving quality yang dimilikinya masih terasa Mercedes-Benz walaupun harganya yang paling affordable dari keluarga C-Class.
Mercedes GLC 200 AMG Line
First experience of their SUV
Karena puas banget dengan experience dengan C-Class (walaupun singkat), gua juga penasaran sama salah satu SUV mereka, GLC.
Yang bikin ngangenin adalah ketika merintangi objek rintangan yang serasa seperti kondisi sebenarnya. Itu adalah momen dimana gua gregetan dibuat Silver Arrow ini.
Build quality, suspension, driving quality, driving ergonomics masih terasa Mercedes-Benz and it's a positive note.
BMW X5 Xdrive
First experience of their SUV.
SUV pertama dari BMW ini memiliki kenangan tersendiri untuk gua.
Terutama pedal/throttle response yang terasa gradual & linear. Sesuai filosofi BMW, Sheer Driving Pleasure. Handling-nya masih terasa BMW walaupun ini arahnya comfy. Dia cukup lincah, walaupun ada sedikit body roll, namun settingan suspension yang lebih soft ini dibuat untuk kenyamanan penumpang.
For me, kalau dibandingkan dengan 3-series G20, X5 jadi kerasa kurang lincah, namun tetap punya potensi di kelasnya.
So that's all the first drive experience for me. Keep Healthy and Stay Safe, mates! :)
Awalnya gua ragu bet utk pergi kesana-sini. Namun, gua tetap pergi demi penyaluran hobi positif dan tentunya, bertanggung jawab.
Untuk beberapa hal tertentu, gua terinspirasi sama keluwesan food blogger yang terlihat sangat menikmati kuliner yang ada di sekitarnya.
Gak hanya disitu, beberapa blogger pemula dan yang udah expert inspire me to start. Selagi muda and punya kesempatan, gunakan dengan baik dan bertanggung jawab.
Akhirnya, gua beranikan diri untuk mencoba beberapa mobil selama di JKT.
Here's my memorable first drive experience:
VW Tiguan Allspace
Ini adalah pengalaman pertama gua menjajal mobil dari negara kerajaan mobil, Germany. Ini juga menandakan bahwa this is the first of many, karena ini adalah pertama kalinya gua test drive di JKT. Lebih tepatnya, di sekitaran GBK dalam acara VW Drive Festival.
Hal yang gua kangenin dari Tiguan ini adalah design yang lebih waras dibandingkan versi 5-seater, instrumen layar yang terasa modern dengan resolusi yang pas di mata. Selain itu, kinerja Double Clutch yang halus banget, soalnya gak kerasa udah ganti gigi aja 😁, kalau mau terasa ganti giginya, ubah ke Sport Mode. Chassis Rigidity yang dimilikinya termasuk bagus, Build Quality termasuk bagus.
Yang gua concern adalah steering yang terasa agak sedikit keentengan untuk mobil Germany, namun itu akan memudahkan para pengguna pemula yang pertama kali merasakan mobil Germany.
Mazda CX-5 Elite
Ini adalah pengalaman pertama dengan Mazda dan berakhir dengan manis.
Ini adalah hands down, the most fun SUV in its class. Handling-nya termasuk agile, driving quality-nya termasuk dynamic and millenial. No wonder kenapa SUV ini sempat menjadi primadona dan sempat membuat CR-V keringat dingin. SUV Medium rasa Hatchback, itulah CX-5.
Tidak hanya disitu, vibe interior yang dimilikinya sangat memanjakan pengemudi antusias. Tentunya dibalut dengan build quality yang tergolong baik.
Mazda CX-8 Elite
Kali ini dengan versi 7-seater dari CX-5.
Banyak kesamaan yang gua rasakan, bedanya hanya dari ukuran yang terasa lebih gambot, mendekati CX-9.
Visibilitas bagus, build quality bagus, driving quality asik, dengan handling yang termasuk agile untuk SUV segambot CX-8.
Mazda 3 Hatchback
Mobil paling sexy di kelasnya.
Gak ada alasan untuk kalian untuk tidak berpaling pada mobil ini, sekedar 1-3 detik aja 😅.
Tidak hanya design yang luar biasa aesthetic, luar dan dalam. Build quality juga termasuk superb di kelasnya.
Secara angka boleh terdengar B aja for some people yang udah keracunan Turbo, namun driving quality-nya, handling-nya dan vibe interior yang dimilikinya mampu mengkompensasi itu semua 😍.
Mazda MX-5 RF
A must try car for petrolhead.
Ini adalah mobil dengan posisi pengemudi paling ceper yang pernah gua coba.
Gak perlu adaptasi yang berbelit-belit untuk bisa menyatu dengan mobil ini.
Handling lincah, lightweight, 50:50 distribution, communicative steering, roofless and personal driver's vibe, kurang apalagi coba.
No wonder kenapa MX-5 ini bisa dapat Guinness Record sebagai Roadster Terlaris Di Dunia.
Mazda 6 Estate Elite
Sexiest Estate by far (before the arrival of BMW 320i Touring in Indonesia). And this is my first experience with Estate.
Dengan spec yang hampir sama dengan CX-5 on paper, hanya dengan driving position yang lebih rendah layaknya sedan (karena Estate itu basisnya adalah Sedan), dibalut dengan design yang aesthetic, Mazda tidak lupa menerapkan keasyikan mengemudi di Mazda 6 Estate ini.
Akselerasi bagus, handling lincah, very minimum body roll, driving ergonomics yang exquisite, build quality termasuk wonderful, dengan harga yang lebih make sense dibandingkan Sedan, ini rasanya sangat worth it untuk diboyong ke garasi anda.
Mazda 2
The quality is the best compared to its Japanese counterparts.
Kelas Compact Hatchback di +62 sempat menjadi idola, terutama sejak kehadiran Jazz & Yaris. Mazda pun gak mau ketinggalan dengan membawa Mazda 2 sejak 2008.
Pertama kali mencoba hatchback Japan yang kebetulan adalah varian tertinggi dari Mazda 2 ini, I'm impressed. Bukan hanya dari build quality yang amat impressive di kelasnya, namun driving quality-nya termasuk impressive. Agility yang dimilikinya terasa millenial, akselerasi termasuk nendang, walaupun secara kertas, bukan yang paling extravagant. Gua bisa katakan, in terms of build quality and driving dynamics, inilah hatchback Japan yang bisa mendekati salah satu favorit gua, Ford Fiesta.
Mazda CX-9
Si gambot berturbo yang kagak lemot.
CX-9 ini adalah salah satu Mazda tergambot yang pernah gua kemudikan.
Walaupun gambot, posisi mengemudinya termasuk ergonomis dan cukup terasa seperti mobil kecil. Yang paling ngangenin dari CX-9 ini adalah visibilitas yang baik di segala sisi. Selain itu, penyaluran tenaga yang direct with minimum turbo lag (or even none). Transmisi yang digunakannya juga sigap dan halus.
Daihatsu Terios/Toyota Rush
Tinggi & gans.
Itulah 2 kata untuk describe Rush/Terios baru ini.
Kalau gua boleh bilang, lupakan soal fun to drive kalau membawa Rush/Terios ini. Driving Ergonomics bukanlah yang paling bagus, either.
Namun, disatu sisi, platform Ladder Frame yang digunakannya termasuk rigid and dikombinasikan dengan settingan suspension yang kaku, membuatnya terasa cukup lincah in handling and kelimbungan yang sangat minim, or even, gak ada sama sekali.
Toyota CH-R Hybrid
Toyota terkedap (so far).
Vibe interior yang dimilikinya terasa berbeda dari kebanyakan Toyota pada umumnya.
TNGA yang dipakai CH-R sebagai platform baru global dari Toyota benar-benar mujarab disini. Handling balanced, rigidity chassis termasuk good, driving ergonomics termasuk cukup baik, walaupun visibilitas belakang rada poor karena design yang agak melandai.
Yang menjadi sorot perhatian adalah kekedapan kabin yang amazing. Jarang banget ada Toyota sekedap ini.
So TNGA is not a gimmicky tech from Toyota. They made it for real and they mean business.
Peugeot 3008 Allure Plus
Mobil lain kerasa jadi B aja and ini pengalaman pertama gua dengan si singa Prancis.
Interiornya wow banget. Bisa dikatakan paling wow dikelasnya 😅😱.
Tidak hanya disitu, build quality yang dimilikinya termasuk exquisite. Driving quality yang dimilikinya termasuk special, ergonomics juga yes, namun kalah sedikit aja dengan CX-5 yang terasa pas banget untuk postur gua. Vibe interior yang dimilikinya mampu membuat siapapun betah banget untuk terus berada didalam mobil ini.
Bukan yang paling Fun To Drive di kelasnya, namun Nice To Drive is more likely.
BMW 320i G20
Best car I've drive so far.
Dari sekian mobil yang ada di Astra Auto Fest 2020, ini adalah hands down mobil terbaik yang gua test drive.
Mobil ini mencerminkan gua banget ketika driving: dynamic, millenial, aggressive.
No wonder kenapa 3-series ini dianggap sebagai marque of BMW. Keasyikan mengemudi at its best.
Akselerasi ngacir, handling lincah, teknologi terkini, spacious accommodation, perfect driving ergonomics, impressive & memorable driving quality, amazing build quality, this car has it all 👍.
Mazda CX-30
SUV Version of Mazda 3.
Basically, mayoritas pengalaman positif yang gua rasakan di Mazda 3 Hatchback, itulah yang gua rasakan di CX-30, hanya saja, perbedaannya adalah posisi mengemudi yang lebih commanding dan visibilitas belakang yang sedikit lebih baik.
Mitsubishi Xpander Cross
Pengalaman pertama dengan Mitsubishi as a driver.
Varian terbaru Xpander merupakan jawaban dari Mitsubishi untuk menghadapi dinamika mobil yang udah ke-SUV-an.
Apabila Xpander sendiri udah terasa nyaman, maka Xpander Cross pun juga demikian.
Body roll termasuk normal, handling termasuk normal, driving ergonomics termasuk salah satu yang terbaik di kelasnya, begitu juga dengan visibilitas yang dimilikinya. Turning Radius juga termasuk reasonable enough.
Mitsubishi Eclipse Cross
Salah satu mobil yang hype-nya tinggi di tahun 2019. Apalagi namanya merupakan salah satu yang legendaris, Eclipse. Walaupun kontroversi tetap menerpanya.
Anyway, ketika mengemudikannya, build quality yang terasa baik itu adalah hal pertama yang gua notice. Selain itu, kekedapan kabinnya yang tergolong baik.
Yang buat gua pengen move on dr mobil ini adalah handling-nya yang kurang lincah, and lebih ke arah comfy. Sedangkan transmisi CVT still behave like CVT, Soft. Bukan untuk kalian yang dinamis.
Walaupun gitu, build quality interior dimilikinya dan radius putar yang dimilikinya impressed me.
Hyundai Santa Fe 2019
My first experience with Korean Car. And it's Diesel-Powered.
Selama gua test drive, ini bisa dikatakan sebagai salah satu mobil dengan steering paling berat yang pernah gua coba. Cocok banget untuk kalian yang pengen pemanasan di mobil :)
Posisi mengemudi yang dimilikinya termasuk ergonomis untuk SUV gambot seperti Santa Fe. Handling yang dimilikinya termasuk epic dengan stability yang sangat baik, despite its large size. Visibilitas yang dimilikinya juga termasuk sangat baik di semua sisi.
Yang paling gua kangenin dari mobil ini adalah engine-nya. Ngacir seperti Diesel, Halus seperti Petrol. Yang agak nyebelin sih, transmisi Torque-Converter 8-speed yang dimilikinya terasa kurang sigap :(
Walaupun agak lambat, namun dia bisa terkamuflase oleh power delivery tiada jeda dari CRDI Turbocharged 2.5L Diesel Engine yang dimilikinya. Selain itu, tenaga yang dimilikinya juga gambot, 193 PS dengan torque sebesar 441.3 NM.
Waktu gua cuman singkat sama salah satu favorit gua dari Hyundai ini, namun bikin kangen 😁.
Honda Brio RS 2019
Millenials favorite.
Yang membuat pilihan mahasiswa ini terasa stabil adalah settingan suspension yang termasuk kaku/hard. Chassis yang dimilikinya juga bukanlah yang paling rigid di kelasnya. Setidaknya, Brio baru ini design-nya lebih waras for me, power delivery terasa halus and handling termasuk lincah. Steering terasa millenial-friendly, gua suka sama posisi mengemudi yang dimilikinya, karena rendah and ada aura sporty-nya.
Suzuki Ertiga
Another experience from this underrated LMPV from my POV. This time as a driver.
Apabila sebagai penumpang dia udah ngangenin, begitu juga ketika mengemudikannya (walaupun sebentar doang). Dia nyaman, chassis terasa cukup rigid, settingan suspension termasuk balanced, steering terasa city-friendly, visibilitas bagus, ergonomis pengemudinya cukup bagus.
Sayang aja secara marketing dia kalah sama yang kita taulah siapa.
KIA Seltos
Another highly hyped Korean Car. And certainly, one of my favorite from KIA.
Tbh, waktu test drive dengan mobil ini terasa singkat karena keterbatasan area test drive. Namun ada beberapa hal yang gua notice dari mobil ini. Salah satunya adalah kekedapan kabinnya yang tergolong baik. Selain itu, radius putar termasuk bagus, gak nyusahin. Steering yang dimiliki termasuk balanced and city-friendly. Kinerja transmisi double clutch yang dimilikinya termasuk cukup halus and perpindahan yang dilakukannya cukup sigap. Posisi mengemudi termasuk cukup baik. Visibilitas yang dimilikinya termasuk bagus di segala sisi.
Walaupun singkat, tapi gua merasa ini mobil potensinya besar bet sih. Rivalnya harus waspada. Waspadalah!
Mercedes C180/CIBO Avantgarde
First experience with the Silver Arrow.
Satu hal yang membuat mobil ini menjadi salah satu mobil terumit yang pernah gua coba adalah penempatan tuas transmisi yang anti-mainstream, karena dia terletak di dekat steering wheel.
Aura kabinnya bikin ngangenin karena terasa banget aura Mercedes-nya, walaupun C180/CIBO adalah varian dari termurah dari C-Class.
Build quality, display full layar, UI, handling, power delivery, driving quality yang dimilikinya masih terasa Mercedes-Benz walaupun harganya yang paling affordable dari keluarga C-Class.
Mercedes GLC 200 AMG Line
First experience of their SUV
Karena puas banget dengan experience dengan C-Class (walaupun singkat), gua juga penasaran sama salah satu SUV mereka, GLC.
Yang bikin ngangenin adalah ketika merintangi objek rintangan yang serasa seperti kondisi sebenarnya. Itu adalah momen dimana gua gregetan dibuat Silver Arrow ini.
Build quality, suspension, driving quality, driving ergonomics masih terasa Mercedes-Benz and it's a positive note.
BMW X5 Xdrive
First experience of their SUV.
SUV pertama dari BMW ini memiliki kenangan tersendiri untuk gua.
Terutama pedal/throttle response yang terasa gradual & linear. Sesuai filosofi BMW, Sheer Driving Pleasure. Handling-nya masih terasa BMW walaupun ini arahnya comfy. Dia cukup lincah, walaupun ada sedikit body roll, namun settingan suspension yang lebih soft ini dibuat untuk kenyamanan penumpang.
For me, kalau dibandingkan dengan 3-series G20, X5 jadi kerasa kurang lincah, namun tetap punya potensi di kelasnya.
So that's all the first drive experience for me. Keep Healthy and Stay Safe, mates! :)
Komentar
Posting Komentar